“Merdeka untuk bersaksi”
Kisah 5:26-42; Filipi 1:12-26.
Istri paman saya sangat bersemangat menjual sebuah produk kesehatan kepada orang-orang di sekitarnya. Saya bertanya apakah produk itu benar-benar berkhasiat. Lalu ia menceritakan beberapa pengalaman kesembuhan yang ia alami dan lihat dari orang-orang sekitarnya. Ia dan paman saya menggunakan produk tersebut dan merasakan manfaatnya. Itulah sebabnya ia bukan cuma bersemangat, tetapi juga punya banyak kisah yang bisa dibagikan. Ketika orang lain “berhasil terbujuk”, saya melihat keuntungan didapatkan dari dua pihak: yang menjual dan yang membeli.
Saudara, dalam hidup kita ada banyak kisah dan berkat Tuhan yang kita alami. Tentu kita semua juga ingin orang lain merasakan hal yang sama. Tetapi, ada saja hal yang kita jadikan sebagai penghalang, entah itu faktor dari diri kita sendiri maupun dari luar. Mengapa saya mengatakan “kita jadikan”? Bukankah kita tidak bisa mengontrol keadaan diluar? Ya, tetapi pilihan tetap ada dalam diri kita: tetap teguh menyaksikan perbuatan Allah dan membagikan berkat atau memilih diam dan kalah.
Dalam perikop yang tertera, Paulus mengatakan, “Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah. Jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu.” Baik hidup atau mati, keduanya menguntungkan bagi Paulus. Ketika ia tetap hidup, ia tidak memilih antara bersaksi atau tidak. Ia hanya punya satu hal: bekerja memberi buah! Meskipun resiko pengadilan dan kematian bisa terjadi kapanpun, itu tidak menghalangi Paulus untuk menyaksikan kisah tentang Seorang yang sudah mengubahkan hidupnya.
Mari kita ekspresikan kemerdekaan kita dalam Kristus lewat kebebasan dari rasa takut untuk bersaksi dengan semangat!
by Ev. Ester Buntoro