TEMPORARY OR PERMANENT?

Kita harus meyakini bahwa setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus adalah surat terbuka. Kita harus menyadari bahwa ini merupakan tanggung jawab yang luar biasa karena dunia melihat dan memperhatikan kita sebagai orang percaya dari perkataan dan tindakan kita.
Firman Tuhan di dalam 2 Korintus 3:18 berkata demikian,
“Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak terselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubahkan menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar.
Jika kita memperhatikan ke dalam terjemahan bahasa Inggris mengatakan demikian,
“But we all with unveiled face, beholding are reflecting like a mirror the glory of the Lord, are being transformed into the same image from glory to glory, even as from the Lord Spirit. – 2 Corinthians 3:18 Recovery Version
Disini, rasul Paulus mengibaratkan kita yang adalah orang percaya sebagai cermin. Cermin adalah sebuah permukaan yang dapat melihat dan memantulkan apa yang ada di depannya. Tetapi jika cermin itu kotor, atau terselubung, ia tidak dapat melihat atau memantulkan apapun. Selubung itu harus disingkapkan.
Apa itu selubung? Mari kita membaca 2 Korintus 3:14-15 yang berkata demikian,
“Tetapi pikiran mereka telah menjadi tumpul, sebab sampai pada hari ini selubung itu masih tetap menyelubungi mereka, jika mereka membaca perjanjian lama itu tanpa disingkapkan, karena hanya Kristus saja yang dapat menyingkapkannya. Bahkan sampai pada hari ini, setiap kali mereka membaca kitab Musa, ada selubung yang menutupi hati mereka.”
Di sini, rasul Paulus berbicara tentang orang-orang Yahudi yang menghormati tulisan- tulisan Musa dalam Perjanjian Lama. Bukan tentang tulisan-tulisan Musa itu sendiri, tetapi apa yang mereka pikirkan tentang tulisan itu yang menjadi selubung di hati mereka. Mereka mempercayai tulisan-tulisan Musa, tetapi tidak mempercayai Tuhan Yesus Kristus. Hal itulah yang menjadi selubung bagi mereka.
Dalam Lukas 24:27 kisah ketika Tuhan Yesus bangit dan bertemu dengan dua orang murid-Nya di jalan menuju Emaus, Dia mengatakan:
“Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi.”
Yesus menjelaskan bahwa tulisan-tulisan Musa bahkan seluruh Perjanjian Lama itu menceritakan tentang diri-Nya sendiri. Tulisan ini tidak menyatakan sebuah agama untuk diikuti oleh manusia, tetapi tentang pribadi yang luar biasa, yaitu Yesus Kristus. Namun orang-orang Yahudi tidak dapat melihat hal ini, karena Paulus mengatakan bahwa mereka memiliki selurung di dalam hati mereka.
Banyak ayat dalam Alkitab yang menyatakan bahwa hati kita terdiri dari pikiran, emosi, dan kehendak. Hati kita adalah organ yang digunakan untuk mengasihi Tuhan, manusia dan segala sesuatu. Hati kita menjadi pintu gerbang, yang menentukan apakah kita terbuka atau tertutup terhadap orang-orang dan hal-hal tertentu.
Bagaimana dengan kita? Mungkin kita berpikir bahwa kita telah mengetahui siapa Yesus, sehingga perkataan Paulus dalam 2 Korintus 3 ini tidak berlaku bagi kita. Tetapi kita perlu menyadari bahwa pada prinsipnya, selubung dapat meyelimuti atau menutupi hati kita kapan saja. Dengan apa? Dengan dosa. Hal-hal yang berdosa tentu yang menjadi pemisah antara kita dengan Tuhan, dan kita perlu menjaga hal itu.
“Tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu. “- Yesaya 59:2
Lalu apa yang harus kita lakukan? Bagaimana kita dapat menyingkirkan selubung-selubung yang ada di dalam hati kita? Firman Tuhan berkata demikian,
“Tetapi apabila hati seorang berbalik kepada Tuhan, maka selubung itu diambil dari padanya.” – 2 Korintus 3:16
Mari kita bertanya kepada diri kita masing-masing, apakah hati kita sudah berbalik kepada Tuhan? Berbalik dari apa? Dari segala sesuatu yang menyibukkan kita sehingga tidak lagi memprioritaskan Tuhan di dalam kehidupan kita. Mungkin itu adalah pekerjaan, keluarga, masalah atau bahkan mungkin dosa.
Selanjutnya, 2 Korintus 3:17 berkata,
“Sebab Tuhan adalah Roh, di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan.”
Agar kita dapat mengalami kemerderkaan yang disebutkan disini, maka kita perlu menyadari siapa Kristus itu dan dimana Dia berada. Ayat ini mengatakan bahwa Tuhan adalah Roh. Maka pada saat kita percaya kepada Tuhan Yesus yang adalah Roh itu, maka saat itu juga Roh Tuhan ada di dalam kita dan tinggal di dalam kita. Oleh sebab itu karena Roh Tuhan ada di dalam kita, kita harus senantiasa melatih roh kita untuk berhubungan dengan-Nya. berdoa, menyanyikan pujian penyembahan bagi-Nya dan membaca firman-Nya. Dengan cara inilah kita dapat membebaskan dan dimerdekakan dari segala dosa yang mencoba menyelubungi hati kita. Frasa selanjutnya mengatakan,
“Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar.”
Kata diubah berasal dari Bahasa Yunani yaitu μεταμορφούμεθα (dibaca: metamorphoumetha) yang artinya metamorphosis; to transform. Jika kita mengingat kembali pelajaran sains mengenai metamorfosis, maka metamorfosis ini berbicara tentang perobahan total dan menyeluruh dalam karakter dasar seseorang menjadi serupa dengan gambar Tuhan Yesus. Perubahan inilah yang akan membawa kita pada ketaatan kepada kehandak Allah. Membawa kita ke dalam kemuliaan yang semakin besar.
“Allah adalah esa, Juruselamat kita oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, bagi Dia adalah kemuliaan, kebesaran, kekuatan dan kuasa sebelum segala abad dan sekarang dan sampai selama-lamanya. Amin.” – Yudas 1:25
Kemuliaan Tuhan adalah kekal, kemuliaan Tuhan itu permanent. Namun sering kali kita sebagai cermin-Nya Tuhan tidak menjaga hati kita, tidak menjaga hidup kita, sehingga ada noda yang menyelubunyi dan membuat cermin itu menjadi pudar, membuat kemuliaan Tuhan itu menjadi pudar. Oleh karena itu mari kita mengarahkan hati kita kepada Tuhan dan melatih roh kita sehingga kita dimerdekakan, diubahkan dan dipakai menjadi alat-Nya menyatakan kemuliaan-Nya yang permanent.
Tuhan Yesus memberkati!