Asal mula ICF di Filipina bermula pada tahun 2000. Lily Hayasi, seorang wanita Indonesia yang tinggal di Manila merindukan adanya sebuah komunitas Kristen bagi warga Indonesia. Kerinduannya ini selalu dia bawa dalam doa. Sampai akhirnya pada tahun 2002, Pdt. Samuel Oei bersama dengan keluarga datang dan mulai melayani warga Indonesia di Manila.
“Diawali dari sebuah persekutuan, yang kami mulai dari beberapa orang Indonesia, yang ada dan sudah menetap di kota ini. Kami memulai di apartemen kami, di Cityland Pasong Tamo tower. Tapi itu dimulai sekitar 5 atau 6 orang berkumpul. Kami mulai diberikan kesempatan oleh Tuhan untuk sebuah ibadah di mana kami bisa mengundang beberapa orang, diawali dengan 10 sampai 15 orang.
Kami adakan di Dusit Hotel, di Kamagong room. Dan di situ lah kami memulai kebaktian Indonesian Service dengan nama Indonesian Christian Fellowship.” – Pdt. Samuel Oei.
Akhir tahun 2003 hingga 2007, Pdt. Indro Puspito bersama dengan keluarga dari Surabaya memulai (red – melanjutkan) pelayanannya (red – pelayanan yang telah dirintis oleh Pdt. Samuel Oei) di Manila. Di bawah pengembalaan Pdt. Indro Puspito ruang ibadah ICF dipindahkan dari Dusit hotel ke gedung Church of God di Pasong Tamo. Tujuannya untuk membentuk ICF menjadi gereja yang mandiri. Akhir tahun 2006, Pdt. Indro Puspito juga mendapatkan panggilan untuk kembali ke Indonesia.
Tahun 2007 menjadi masa peralihan yang tidak mudah bagi ICF dan juga Pdt. Indro Puspito.
“Jadi waktu itu kondisinya bener-bener khawatir, takut seperti sudah tidak ada harapan, karena belum ada gereja yang berkomitmen untuk mengadopsi 100 persen. Waktu itu yang bisa kami lakukan adalah kami berkumpul dan berdoa. Jadi kami percaya saja dengan iman waktu itu, walaupun tetap masih ada keraguan karena tidak ada gembala, ICF bisa bubar waktu itu. Sangat disayangkan jika harus bubar.” – Santi
“Cukup stress buat kami dimana Pak Indro dan keluarga harus meninggalkan manila dan kami berdoa sama-sama, dan kami bergumul. Kami mencoba mencari beberapa gereja di Indonesia yang mau mengadopsi ICF. Dan kami menghubungi beberapa gereja di Indonesia, ada beberapa gereja yang sebenarnya memberikan respon positif untuk kami dan bahkan ada 1 atau 2 gereja yang sudah mengirimkan hamba Tuhan untuk survei di sini tapi memang rencana Tuhan yang lain buat kami. Justru gereja Rehoboth Bandung yang sungguh-sungguh merespon dan sangat cepat juga memutuskan untuk mengirim seorang hamba Tuhan.” – Cindyanto Kristian Tjong.
Pdt. Johannes Runkat selaku ketua sinode Rehoboth mengutus Pdt. Redy Stevanus bersama istrinya untuk menjadi missionaris di Filipina. Pdt. Redy Stevanus berangkat ke Manila pada tanggal 4 Januari 2008 yang kemudian disusul oleh istrinya, Elsa Aurelia Goutama pada tanggal 9 Februari 2008. Secara sah, Pdt Redy menjadi gembala ICF Makati pada tanggal 6 Januari 2008.
“Ketika pergantian gembala sebenarnya tidak mudah tapi karena jemaat disini sangat terbuka, friendly dan mereka menyadari masing-masing orang memiliki keterbatasan. Jadi itu yang membuat saya diterima baik oleh mereka. Dan saya harus melihat ketika mereka pulang sebenarnya bukan suatu perpisahan tetapi awal bagi mereka untuk melayani di tempat di mana mereka berada.” – Pdt. Redy Stevanus.
ICF Makati mengalami perpindahan tempat sebanyak 4 kali selama penggembalaan dibawah Pdt. Redy Stevanus. Pertumbuhan jumlah anggota keluarga besar ICF menuntut ICF untuk memiliki tempat yang lebih besar. Mulai Januari tahun 2013, ICF Makati menggunakan ruangan 403 dari gedung ACCM di #102 Valero street, Salcedo village, Makati City, Metro Manila sedangkan untuk Sekolah Minggu “Victory Kids” menyewa ruangan disebelahnya yaitu ruangan 404. Jadwal kegiatan ICF Makati yaitu satu kali Ibadah Minggu pukul 10.30 am sedangkan untuk Sekolah Minggu pukul 11.00 am. Ada 3 buah persekutuan di tengah Minggu, di 3 area yang berbeda.
“Visi untuk ICF, menjadi satu komunitas tapi bukan hanya satu komunitas tapi sebuah keluarga yang bisa membawa setiap orang untuk semakin mengenal Tuhan.” – Pdt. Redy Stevanus.
“Satu harapan terbesar yang menjadi kerinduan saya sejak awal untuk negeri ini adalah saya rindu orang-orang Indonesia atau gereja ini adalah satu gereja yang mempersiapkan orang-orang Indonesia yang tinggal di kota ini untuk betul-betul membangun iman yang kuat dan mereka siap untuk menjadi orang-orang yang bisa menjadi berkat yang bukan hanya untuk diri mereka sendiri tetapi menjadi berkat bagi orang-orang Indonesia yang tinggal di berbagai belahan dunia.
Satu pengharapan yang besar untuk anda semuanya adalah saya rindu anda terus maju bersama dengan Tuhan dan anda bisa menjadi berkat bagi orang-orang Indonesia yang ada di provinsi-provinsi di seluruh Indonesia. Apa yang engkau bisa dapatkan di tempat ini, bangun dengan iman supaya engkau bisa bagikan kepada banyak orang di seluruh daerah di negeri kita, Indonesia.” – Pdt. Samuel Oei.
“GRACE, kita ngga ada apa-apanya. Tanpa Tuhan kita tidak ada apa-apanya. Jadi untuk ke depannya, ICF tetap bertumbuh, tetap andalkan Tuhan, jangan pernah minder oleh karena jumlah yang sedikit. Sekarang lewat jumlah yang sedikit itu Tuhan membawa kita untuk lebih menunjukkan bagaimana hidup dengan keluarga-keluarga Allah. Maju terus ICF” – Pdt. Redy Stevanus.
Pendiri dan Gembala ICF
akhir 2002 – September 2003 –> Pdt. Samuel Oei
September 2003 – 5 Januari 2008 –> Pdt. Indro Puspito
6 Januari 2008 – sekarang –> Pdt. Redy Stevanus