YOSUA
Dalam kehidupan anak-anak Tuhan tentu kita sering atau setidaknya pernah sekali mendengar salah satu sifat yang Allah miliki yaitu Allah yang setia. Dengan arti bahwa Allah adalah Pribadi yang selalu menyertai kita dalam segala kondisi hidup kita, di saat kita susah ataupun senang Dia selalu ada untuk menolong kita. Bahkan mungkin kita adalah orang-orang yang juga merasakan kasih setia dari Allah di dalam kehidupan kita melalui mujizat dan pertolongan yang Dia berikan saat pergumulan kita sangat menekan. Tetapi, kita perlu menyadari apakah kita sebagai anak-anak Allah memiliki karakter yang serupa dengan Allah sebagai Bapa Kita?
Memiliki karakter yang setia seperti Allah berarti juga sama seperti yang Allah lakukan di dalam hidup kita, yaitu disetiap musim hidup kita, disetiap kondisi kita, dan disetiap waktu kita mau berjalan dan mengikuti perkataan Tuhan Allah.
Tentu hal ini bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Tidak mudah untuk percaya dan mengikuti perintah Allah saat kondisi kita sedang dalam pergumulan yang berat dan tampak tidak bisa diselesaikan. Sehingga terkadang kita tidak berjalan bersama dengan Tuhan untuk melalui persoalan tersebut tetapi justru mengandalkan kekuatan dan pikiran kita sendiri. Kita tidak tetap setia bersama Allah saat dalam pergumulan.
Yosua adalah seorang teladan hidup setia kepada Allah dalam kondisi hidup yang tidak mudah. Dimana masalah yang saat itu Yosua harus hadapi adalah kota Yerikho yang harus dihancurkan. Sementara kota itu sendiri terkenal akan temboknya yang kokoh dan orang-orangnya yang gagah perkasa (Yosua 6:2).
Tetapi Tuhan berkata bahwa bahwa kota Yerikho bersama dengan raja dan pahlawan-pahlawannya akan diberikan kepada Yosua untuk dapat ditaklukan (Yosua 6:2). Tetapi dengan cara mereka harus setia melakukan apa yang Allah perintahkan kepada mereka.
Perintah Allah ini tertuang dalam ayat 3-5 dimana Allah berkata bahwa Yosua dan seluruh prajurit harus mengedari kota itu sekali dalam sehari dan dilakukan selama enam hari, dan harus ada 7 imam yang membawa 7 sangkakala di depan tabut dan pada hari yang ke-7 mereka harus mengelilingi kota itu sebanyak 7 kali sambil para imam meniup sangkakala. Tentu jika kita berfikir ini adalah cara yang tidak masuk akal untuk menaklukkan sebuah kota yang besar dan kokoh bahkan dipenuhi oleh orang-orang yang kuat. Tetapi Yosua bersama dengan pengikutnya tetap setia melakukan perintah Tuhan meski tampak mustahil. Kemudian setelah Yosua dengan setia melakukan itu semua, Allah yang setia bekerja didalam hidup umat yang setia pula kepada-Nya. Dimana dikatakan di ayat 20 ketika bangsa itu bersorak tembok kota itu runtuh dan mereka berhasil mengalahkan seluruh orang-orang Yerikho.
Dari kisah Yosua kita belajar bahwa kita perlu menjadi umat yang setia sama seperti Allah kita adalah Allah yang setia. Kita harus terus berjalan bersama-Nya dalam segala kondisi hidup kita sebab Dia pasti akan membawa kita pada kemenangan dan kemuliaan yang hebat seperti yang Yosua dapatkan(Yos 6:27). Caranya adalah seperti yang telah diteladankan oleh Yosua yaitu :
Pertama percaya pada janji Allah di dalam hidup kita, sebab semua janji Allah bagi hidup kita adalah janji yang membawa kepada kemenangan. Seperti yang tertulis dalam Yesaya 41: 10 – “Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.”
Kedua setialah melakukan perintah Allah, seperti kesetiaan yang tampak dari Yosua dimana ia mengikuti seluruh perintah Allah tanpa keraguan, seharusnya kita juga setia mengikuti seluruh perintah Allah kita tanpa keraguan sebab seluruh janji dan perintah-Nya selalu membawa kita pada kemenagan dan kemuliaan bagi nama-Nya.