Skip to content

STEFANUS

Pada tahun 1972 seorang pelawak beranama Charlie Caplin peroleh aplaus selama 12 menit di ajang penganugrahan Piala Oscar. Standing Aplausse sendiri adalah sebuah penghormatan yang diberikan kepada seorang yang dikagumi, berprestasi dan orang yang disegani, seperti tokoh terkenal ataupun seorang pemimpin bangsa.


Dalam kisah Alkitab Perjanjian baru ada seorang tokoh martir yang mendapatkan penghormatan seperti Standing Aplausse dari Tuhan Yesus Kristus yaitu Stefanus.  Tetapi menariknya hal itu didapatkan oleh Stefanus bukan dalam kondisi yang sedang baik menurut pandangan manusia, tetapi dalam kondisi paling mengerikan, yaitu saat Stefanus dilempari batu oleh anggota-anggota Mahkamah Agama  yang marah terhadap perkataan pembelaan Stefanus.


Tentu ini menjadi pertanyaan bagi kita mengapa Stefanus mendapat penghormatan dari Tuhan Yesus ketika ia sedang dalam kondisi  akan dilempari batu. Apa yang Stefanus lakukan ?


Pertama, Stefanus adalah seorang Diaken menurut standar para Rasul. Dimana dikatakan dalam Kisah Para Rasul 6:3-5 …pilihlah tujuh orang dari antaramu, yang terkenal baik, dan yang penuh Roh dan hikmat, supaya kami mengangkat mereka untuk tugas itu… dan Stefanus adalah satu diantara tujuh orang yang memenuhi standar diaken dimana ia terkenal baik μαρτυρουμένους (dibaca: marturomuneus) yang artinya adalah orang yang bisa memberikan kesaksian hidup baik. Orang orang jujur, tidak bercela dan berwatak luar biasa saleh. Orang yang penuh roh, adalah orang yang takut akan Allah, mau dituntun Roh Kudus. Membiarkan Allah bekerja dalam hidupnya, membiarkan dirinya dijadikan alat oleh Allah. Mengutamakan Tuhan, lebih dari yang lain.  Penuh Roh juga dikaitkan dengan hikmat, karna memang Roh Kudus memberikan hikmat. Mereka haruslah orang yang penuh hikmat atau bisa disebut yang juga bijaksana, berakal budi, tidak mudah diperdaya, serta akan mengatur segala sesuatu demi kebaikan dengan penuh pertimbangan.


Kedua Stefanus adalah seorang martir. Martir adalah seorang yang setia hidupnya untuk Allah. Hidup untuk Allah dan mati untuk Allah. Hidup dengan mempertahankan dan mengabarkan kepercayaan-Nya kepada Kristus sebagai Jururselamat. Kemudian setia percaya kepada Kristus sampai akhir hidup. 


Ketiga, Stefanus adalah seorang Pemaaf seperti Kristus, dalam Kisah Para Rasul 7:60  Sambil berlutut ia berseru dengan suara nyaring: ”Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!” Dan dengan perkataan itu meninggallah ia. Melalui perkataan terakhir Stefanus ini dia tidak menuntut dendam atas apa yg dilakukan orang padanya. Puncak kehidupannya adalah hidupnya membawa damai. Seperti perkataan Tuhan Yesus Matius 5:9 orang yang membawa damai yang disebut anak Allah, karena seperti karya Allah juga berbicara soal mendamaikan dunia dengan Allah.


Tentu kehidupan kita haruslah sama seperti Stefanus, kita harus jadi orang yang terus menunjukkan kebaikkan dimanapun kita berada, saat kita berada di rumah, lingkungan tetangga, di sekolah atau di tempat kita bekerja dan dimanapun kita harus memberi kesaksian hidup yang baik.


Kita harus juga menjadi orang yang setia percaya dan terus menyerukan kebenaran tentang Juruselamat kita yaitu Tuhan Yesus Kristus dan juga menjadi seorang yang mudah memberikan maaf ketika ada orang yang melakukan kesalahan kepada kita.


Semua hal yang dilakukan Stefanus tentu adalah hal yang sulit untuk kita lakukan tetapi kita tahu Stefanus dan kita akan mampu melakukan semuanya karna ada Roh Kudus yang menolong Stefanus dan kita. Asal kita memberikan diri untuk senantiasa dituntun dan dikuasai Roh Kudus, maka Roh Kudus yang membantu kita bersaksi, Roh Kudus yang memberi kita hikmat, Roh Kudus yang membantu kita melakukan hal yang mustahil.


Tuhan Yesus memberkati!