Skip to content

WHY MUST JESUS?

Jika mengingat kembali bagaimana Allah menciptakan seluruh alam semesta dan segala isinya, Dia mencipatakan semuanya itu dengan baik. Bahkan Alkitab mencatat saat Allah menciptakan manusia itu dikatakan “…dengan sungguh amat baik” (Kej. 1:31). Ketika Allah menciptakan manusia, Dia menginginkan adanya suatu keluarga yang terdiri dari laki-laki dan perempuan menurut gambar dan rupa-Nya, sehingga Ia dapat bersekutu, membagikan kehidupan, berkat dan juga kasih-Nya kepada mereka. Lima hari pertama Allah gunakan untuk mempersiapkan tempat tinggal bagi anak-anak yang dikasihi-Nya. Allah menciptakan matahari, bulan dan bintang untuk memberikan terang bagi bumi. Semua bunga yang indah, buah dan pohon yang dapat dinikmati. Lalu pada hari yang keenam Dia menjadikan seorang laki-laki menurut gambar dan rupa-Nya yaitu Adam. Pada hari yang ketujuh, Dia beristirahat. Namun setelah itu, Dia melihat bahwa tidak baik laki-laki itu seorang diri saja, maka Ia mencipatakan seorang perempuan yang sepadan dengan-Nya untuk menjadi penolong bagi Adam, yaitu Hawa (Kej. 2:21-24).

 

Lalu alasan “Why Must Jesus?” atau mengapa Yesus harus lahir ke dunia, ialah karena manusia telah jatuh ke dalam dosa. Adam dan Hawa memilih untuk tidak taat kepada Allah (Kej. 3:3-6), mereka memilih untuk memberontak kepada Allah dan tidak mematuhi perintah-Nya sehingga membuat mereka kehilangan kemuliaan Allah. Roma 3:23 mengatakan demikian: “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah.” Dan upah dari kejatuhan manusia ke dalam dosa ialah maut. Roma 6:23a berkata, “Sebab upah dosa ialah maut…”

 

Oleh karena manusia telah jatuh ke dalam dosa, dan tidak ada satupun manusia yang dapat menyelamatkan dirinya dari kutuk maut. Allah tidak mau manusia tetap hidup dalam dosa. Allah begitu mengasihi manusia dan tidak ingin manusia binasa. Kasih dan kemurahan Allah yang menyebabkan Ia datang dan mencari manusia yang berdosa. Firman Tuhan berkata demikian, 

“Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu; tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada yang memegahkan diri.” – Efesus 2:8-9

 

Maka Allah mengaruniakan anak-Nya yang tunggal sebagai korban penghapus dosa di atas kayu salib. Pengorbanan Yesus di atas kayu salib bukan sesuatu tindakan yang dilakukan secara terpaksa, melainkan oleh karena kasih-Nya yang teramat besar untuk saudara sekalian dan juga saya. Yesus datang untuk mendamaikan hubungan manusia dengan Allah Bapa.  Firman Tuhan dalam 1 Yohanes 4:10 berkata demikian: 

“Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan juga telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.” 

“Karena begitu besar kasih karunia Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkanberoleh hidup yang kekal.” – Yohanes 3:16

 

Sebagian orang mungkin sulit menerima fakta bahwa Allah yang kudus dan mulia itu datang menjadi manusia dan hidup bersama dengan manusia berdosa. Tetapi disinilah letak harapan satu-satunya bagi manusia berdosa untuk memperoleh kembali hubungan yang intim dengan Allah, Penciptanya. Tuhan Yesus Kristus menjadi manusia yang tinggal di dunia. Kedatangan Kristus Yesus ke dunia membuat manusia dapat mengenal Allah secara utuh dalam kasih-Nya yang penuh. Ini menunjukkan bukan hanya Ia benar-benar manusia, tetapi juga Dia benar-benar Allah.

 

Kita semua telah melihat kemuliaan Allah, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada Tuhan Yesus Kristus sebagai Anak Tunggal Bapa, yang penuh kasih dan kebenaran. Ia memiliki kepenuhan kasih karunia dan kebenaran dalam diri-Nya sendiri. Dan setiap orang yang percaya kepadanya akan mengalami kelahiran baru dan juga hidup yang kekal. Kelahiran baru ini terjadi karena penebusan anak Allah. Setiap orang yang percaya kepada-Nya harus tunduk pada kuasa firman-Nya dalam pembaharuan hidupnya. 

 

Oleh karena kasih Kristus yang begitu luar biasa sehingga Ia mengorbankan Diri-Nya untuk kita. Marilah kita terus hidup di dalam kebenaran, sehingga hidup kita senantiasa diubahkan untuk menjadi serupa dengan-Nya, sehingga Dia semakin dimuliakan. Tuhan Yesus memberkati!