Skip to content

WHISPER IN THE WIND

Dewasa ini, banyak sekali orang yang tidak yakin atau bahkan tidak tahu panggilan hidup mereka. Padahal panggilan hidup merupakan hal yang sangat penting. Tanpa panggilan hidup, maka kita akan merasa kehilangan arah, merasa lelah dan kehilangan tujuan. Tanpa panggilan dan tujuan hidup, maka hidup kita akan terasa membosankan dan melelahkan. Tetapi bagaimanakah kita dapat menemukan panggilan hidup kita? 

Saat ini kita akan belajar dari kisah Musa, ketika ia dipanggil oleh Allah bagaikan “Whisper in the wind. Kisah ini dituliskan dalam Keluaran 3:2-5 berkata demikian,  

Lalu Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya di dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Lalu ia melihat, dan tampaklah: semak duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api. Musa berkata: “Baiklah aku menyimpang ke sana untuk memeriksa penglihatan yang hebat itu. Mengapakah tidak terbakar semak duri itu? Ketika dilihat TUHAN, bahwa Musa menyimpang untuk memeriksanya, berserulah Allah di tengah-tengah semak duri itu kepadanya: “Musa, Musa!” dan ia menjawab: “Ya, Allah.” Lalu Ia berfirman: “Janganlah datang dekat-dekat: tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus.”  

Allah menampakkan diri-Nya kepada Musa pada saat ia sedang bekerja. Dia sedang menggembalakan domba di dekat gunung Horeb (Kel. 3:1). Musa melihat nyala api. Api yang dilihat Musa tidaklah menyala di pohon yang besar dan kokoh, tetapi di semak, semak yang berduri. Rasa penasarannya akan penglihatan itu membuat dia ingin melihat dan menyelidiki. Ia memiliki rasa ingin tahu dan keberanian untuk mencari tahu.  

Ketika Allah melihat bahwa Dia menoleh ke samping untuk melihat, Allah tidak berbicara kepada Musa sampai Dia mendapat perhatian Musa. Kata-kata pertama Allah kepada Musa yaitu memanggil namanya dua kali, “Musa, Musa!” Hal ini menunjukkan bahwa meskipun saat itu Musa adalah seorang gembala yang tidak dikenal dan terlupakan di padang gurun, Tuhan tahu siapa dia, Tuhan mengenal dia, dan Musa penting bagi Tuhan.  

Kemudian Tuhan memerintahkan Musa untuk menunjukkan kehormatan terhadap tempat itu karena kehadiran Tuhan berlangsung. Allah menyuruh Musa untuk menjaga jarak (Kel. 3:5). Allah menunjukkan bahwa Dia adalah Allah yang kudus. Kemudian Allah memerintahkan dia untuk menanggalkan kasutnya. Menanggalkan kasut menjelaskan untuk menanggalkan seluruh beban dan juga dosa saat mau datang kepada Tuhan.  

Panggilan Tuhan disampaikan pada Kej. 3:10, Dia mengutus Musa untuk membawa bangsa Israel keluar dari Mesir. Hal ini menunjukkan bahwa sering kali Allah menjadikan manusia untuk menjadi alat-Nya, padahal sebenarnya Allah dapat melakukan semuanya sendiri.  

Jadi di manakah saudara ditempatkan, baik di dalam keluarga, sekolah, ataupun pekerjaan. Semuanya itu bukanlah kebetulan! Allah ingin memakai saudara dan saya untuk menjadi alat-Nya. Sebagaimana Allah memanggil Musa yang menunjukkan bahwa Musa penting bagi Tuhan, demikian juga kita. Kita semua penting dan berharga di mata Tuhan.  

Kita dipanggil untuk menyatakan kemuliaan-Nya di mana pun kita berada. Oleh karena itu, apa pun pekerjaan atau pun tanggung jawab yang diberikan kepada kita. Marilah kita melakukannya seperti untuk Tuhan. Bukan untuk mencari kehormatan atau pun pujian dari orang lain. Sebab percayalah, promosi itu datangnya dari Tuhan. Sebagaimana Allah menyertai Musa, demikianlah juga Dia akan menyertai kita dalam memenuhi panggilan-Nya di dalam hidup kita. Keluaran 3:12 berkata demikian,  

Lalu firman-Nya: “Bukankah Aku akan menyertai engkau? Inilah tanda bagimu, bahwa Aku yang akan menyertai engkau? Inilah tanda bagimu, bahwa Aku yang mengutus engkau: apabila engkau telah membawa bangsa itu keluar dari Mesir, maka kamu akan beribadah kepada Allah di gunung ini.”  

Allah tidak hanya berjanji akan menyertai, tetapi Allah juga menuntun Musa apa saja yang harus ia lakukan untuk membawa bangsa Israel keluar dari Mesir. Oleh karena itu, jangan pernah khawatir akan kehidupan kita. Yang perlu kita lakukan adalah menyerahkan hidup kita sepenuhnya kepada Tuhan. Jika saudara dan saya bingung, maka yang harus kita lakukan adalah bertanya kepada Tuhan. Oleh karena Dia yang memanggil kita, maka Dia juga yang akan menyertai dan menuntun dalam setiap hal-hal yang harus kita kerjakan, dalam setiap keputusan-keputusan yang harus kita ambil. Marilah kita terus melatih diri kita untuk mendengarkan suara Tuhan, sekalipun bagaikan whisper in the wind! 

Tuhan Yesus memberkati!