THE PROMISE OF PENTECOST

Berbicara mengenai janji pentakosta atau janji akan pencurahan Roh Kudus. Empat puluh hari telah berlalu setelah hari Paskah. Tuhan Yesus telah berulang kali menampakkan diri-Nya kepada murid dan memberikan pencerahan mengenai siapa Dia sesungguhnya dan apa arti Kerajaan Allah.
Setelah sepuluh hari murid-murid Tuhan Yesus berdoa dan menunggu akan pencurahan Roh Kudus. Tuhan Yesus menyuruh murid-murid-Nya melalui malaikat-Nya untuk menemui Dia di Galilea. Di sana Dia menyuruh mereka untuk menemui-Nya di Yerusalem lagi, pada hari tertentu. Demikianlah, Ia menguji ketaatan murid-murid, ternyata mereka menjalankan semuanya dengan senang hati.
Pertanyaan yang mereka ajukan kepada-Nya dalam pertemuan ini di tuliskan dalam Kis. 1:6 yang berkata demikian,
Maka bertanyalah mereka yang berkumpul di situ: “Tuhan, maukah Engkau pada masa ini memuliakan kerajaan bagi Israel?”
Murid-murid mengira bahwa kekuasaan Tuhan Yesus akan nyata dalam kerajaan duniawi yang mengguncangkan kekuasaan Romawi. Mereka berpikir bahwa Yesus akan menegakkan kerajaan Israel seperti di masa Perjanjian Lama. Namun kekuasaan yang Tuhan berikan kepada mereka ternyata mengguncang, bukan saja kekuasaan Romawi melainkan juga kekuasaan Iblis.
Sebenarnya Yesus telah mengajarkan mereka mengenai Kerajaan Allah (Kis. 1:3) yang bersifat rohani. Yaitu Kerajaan Allah yang ditegakkan melalui kematian-Nya di kayu salib yang mengalahkan kuasa dosa dan melalui kebangkitan-Nya yang mengalahkan kuasa maut. Kerajaan Allah yang bersifat rohani ditegakkan ketika manusia tunduk dan mengakui kedaulatan Allah atas hidupnya. Untuk melakukan hal itu bukan dengan kekuatan manusia, melainkan kekuatan Allah sendiri.
Para murid berpikir bahwa hanya pada Tuhan saja lah kekuasaan itu ada, tetapi Tuhan memberikan lebih dari apa yang mereka pikirkan. Setiap orang percaya diberikan kuasa, yang dituliskan dalam Kisah Para Rasul 1:8 yang berkata demikian,
Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.
Oleh karena kuasa yang diberikan oleh Allah melalui Roh Kudus, maka kita pun memiliki tanggung jawab untuk menjadi saksi-Nya. Tugas untuk menjadi saksi tidaklah mudah. Maka Tuhan Yesus memberikan kuasa (berasal dari bahasa Yunani yaitu dunamis, yang artinya kekuatan yang besar). Jadi kekuasaan untuk bersaksi bukanlah berasal dari kefasihan berbicara seseorang atau metode yang dipakai, melainkan dari Allah sendiri.
Dari ayat di atas juga kita dapat melihat bahwa jangkauan untuk menjadi saksi Kristus adalah sampai ke ujung bumi. Pemberitaan Injil tidak dibatasi hanya pada daerah-daerah tertentu saja, melainkan di mulai dari tempat kita masing-masing dan sampai ke seluruh ujung bumi, sehingga semua orang dapat mendengarkan Injil.
Oleh karena The Promise of Pentecost atau janji Kristus telah Ia nyatakan melalui kehadiran Roh Kudus di dalam hidup kita yang senantiasa memberikan kepada kita kuasa, kekuatan dan kemampuan untuk mengerjakan tugas panggilan Tuhan di dalam hidup kita. Sudahkah kita menggunakan setiap kesempatan yang Tuhan berikan untuk bersaksi tentang-Nya? Marilah kita mulai dari ‘Yerusalem’ kita masing-masing, yaitu keluarga, tempat kerja, sekolah/kampus atau lingkungan kita. Dan tetap ingatlah bahwa keberhasilan dalam pemberitaan Injil bukanlah karena kemampuan kita dalam berbicara, tetapi oleh karena kuasa Roh Kudus yang memenuhi hidup kita.