Skip to content

FROM A MEANINGLESS TO MEANINGFUL ORDINARY LIFE

Reflection in the Road to Emmaus Luke 24:13-35

Bagi orang Yahudi dan Romawi pada saat itu, penyaliban adalah hal yang biasa. Ayat 18-20 dapat dilihat bahwa mungkin bagi kedua murid ini, peristiwa penyaliban Yesus juga merupakan hal yang biasa, yaitu sebagai bentuk hukuman yang diberikan oleh pemerintahan Romawi dan hal itu tidak memiliki arti signifikan bagi mereka. Ada saat dimana kita tidak dapat melihat bahwa sesuatu terjadi atas rencana Allah sehingga mata kita dibutakan untuk melihat anugrah Allah dan menghalangi kita untuk merasakan kehadiran Kristus.

Firman Tuhan sebagai sumber kekuatan dalam frustasi dan kekecewaan. Kedua murid tersebut mungkin merasa frustasi ketika Yesus disalibkan. Ayat 21, Mereka frustasi dan kecewa ketika apa yang mereka harapkan tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi. Dan inilah yang membuat Yesus merasa terganggu. Kita pun tidak dapat lari frustasi dan kekecewaan, sebab itu kita membutuhkan Firman Tuhan yang dapat menolong kita untuk dibentuk, dievaluasi dan memberikan kita semangat di tengah-tengah frustasi dan kekecewaan.

Yesuslah yang memberikan arti hidup dalam kehidupan kita. Kehidupan Yesus memberikan arti penting bagi murid-murid dan bagi kebanyakan orang pada saat itu. Kehidupan dari Tuhan yang bangkit dari kematian jugalah yang memberikan hidup dan tujuan bagi kehidupan kita. Kekristenan tanpa Kristus bukanlah kekristenan. Kekristenan tanpa kerinduan untuk menjadi seperti Kristus adalah Kekeristenan tanpa Kristus. Yang menjadikan iman kita kuat dan iman yang menunjukkan iman Kristen adalah ketika kita hidup seperti Kristus.

Pengalaman pribadi dengan Kristus mendorong kita untuk menjadi saksiNya. Setelah Yesus mengambil roti, memberkati, dan memberikan itu kepada mereka, mata mereka terbuka dan mengenali Yesus. Peristiwa inilah yang mendorong dan menguatkan mereka untuk segera pergi ke Yerusalem dan menceritakan kepada para murid yang lain tentang apa yang mereka alami. Kehidupan kita juga akan berarti ketika kita membiarkan Tuhan mengajarkan kita dan memakai kita menjadi saksiNya untuk menceritakan tentang anugrah Allah, untuk memberikan makanan bagi mereka yang lapar, bahkan untuk meberikan waktu kita bagi mereka yang membutuhkan kehadiran kita. Hidup kita akan memiliki arti ketika kita mau hidup untuk Tuhan.

Tuhan Yesus memberkati!