Skip to content

MENJADI ORANG TUA BUKAN INVESTOR MASA DEPAN

Kamis malam lalu, setelah seisi rumah sudah terlelap, saya duduk diam dan termenung. Sepanjang hari ini, Saya merasa lelah sekali bergulat dengan urusan kampus yang njelimet dan akibatnya menjadi tidak sabar dengan anak anak, si kecil Nehemiah yang rewel seharian dan aksi aktif si kakak Ruth yang bikin rumah berantakan kerap kali memancing amarah dan teriakan. Dalam hati berkata, Tuhan saya lelah.

Kenapa menjadi orang tua capek sekali? Kapan saya bisa istirahat tenang? Akankah mereka (baca: anak-anak) mengerti pengorbanan kami? Berapa lama lagi kelelahan fisik dan psikis ini saya alami? Masih banyak pertanyaan lanjutan muncul kemudian.

Apakah Saudara pernah mengalaminya juga? Kebanyakan orang menganggap bahwa menjadi orang tua tidak ada sekolahnya sehingga seolah-olah kita pun maklum jika para orang tua berusaha menemukan jalannya sendiri untuk menjadi orangtua terbaik bagi anak-anaknya.

Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Efesus 6: 1-4, dengan terang menjelaskan bahwa menjadi orang tua adalah suatu keistimewaan sebagai wakil Tuhan (ay.1) karenanya hormat anak menjadi bagiannya. Kenapa demikian?

Didalam kaitannya sebagai wakil Tuhan, orang tua berkewajiban mendidik anak didalam ajaran dan nasihat Tuhan (ay.4). Disini, kewajiban terbesar orang tua adalah berhati-hati mendidik anak anak didalam ajaran dan nasihat Tuhan. Sebagaimana yang tertuang pada Kitab Ulangan 6:6-7, terdapat konsep pendidikan kepada anak, yakni diajarkan secara berulang-ulang apa yang menjadi perintah Tuhan.

Dengan demikian kuasa yang diberikan Tuhan sebagai wakilnya kepada orangtua didalam keluarga juga diikuti dengan tanggung jawab yang besar didalam mendidik anak didalam Kebenaran. Akan tetapi, Rasul Paulus juga mengingatkan para orang tua untuk tidak membangkitkan amarah didalam hati anak-anak (ay.4). Tentu saja, kuasa yang diberikan Tuhan kepada orangtua tidak dapat disalahgunakan dengan sembarangan. Mendidik anak terdapat kedisiplinan sekaligus kasih mesra, ada ketaatan sekaligus kelembutan. Orang tua berperan besar didalam menyatakan Anugerah Allah kepada anak anak didalam Kasih dan Keteladanan.

Tampak jelas bahwa anak anak dipercayakan secara istimewa kepada orang tua untuk dipersiapkan hingga pada waktunya mereka terlibat dalam pemenuhan rencana Allah sehingga kekuatan Allah lah yang memampukan tugas dan tanggungjawab menjadi orang tua.

Akhir kata, mari terus berjuang menjadi orang tua yang diperkenan Allah dengan setia. Soli Deo Gloria.

Tuhan Yesus memberkati!