“Di atas meja terletak bunga kering
Bunga kering warna-warni
Dibawah sinar lampu yang mengerling
Akhirnya pun ia hanya… bunga kering
Di tangan seorang perangkai
Bunga kering warna-warni
Ia ditata dengan hiasan daun dan tangkai
Akhirnya pun ia hanya… bunga kering
Di etalase toko bunga
Bunga kering warna-warni
Dipajang dalam sebuah vas
Akhirnya pun ia hanya… bunga kering
Namun, bunga kering warna-warni
Dalam kekeringannya hadir dengan warna
Berupaya menghadirkan rona
Bagi jiwa yang merana
Bunga kering warna-warni
Tak hanya estetika untuk keindahan mata
Ia menunjukkan rasa berani
Melawan kekeringan dengan seni
Akhirnya, bunga kering warna-warni
Bukanlah hanya bunga kering
Ia adalah sebuah narasi
Narasi perjuangan, narasi kehidupan.”
“Bunga Kering Warna-Warni” adalah sebuah puisi yang ditulis sebagai analogi kehidupan. Terkadang kita merasa kita begitu kering, namun bagaikan bunga kering, kita masih dapat membawa begitu banyak cerita dan nilai kehidupan. Bunga kering yang berwarna-warni masih menjadi sebuah keindahan, dan begitu pula kita. Tuhan yang telah memberikan warna bagi kita, membuat kita berarti meskipun kita merasa tidak demikian.