Skip to content

THOMAS

“Saya tidak percaya jika saya tidak melihatnya dengan mata kepala saya sendiri.” Itu adalah perkataan yang sering kita dengar, mungkin kita pernah ucapkan dan bahkan mungkin kalimat yang kita anut. Kalimat tersebut seakan menunjukkan bahwa kita adalah orang yang rasional dan tidak mudah untuk ditipu.

Dan ke mana Aku pergi, kamu tahu jalan ke situ.” Kata Tomas kepada-Nya: “Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?” Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia.” Yohanes 14:4-7

Kita semua mengenal Tomas sebagai orang yang meragukan. Dia adalah pria yang mirip dengan Petrus, dia jujur. Dia tidak mencoba berpura-pura menjadi tinggi. Dia tidak mencoba untuk berpura-pura dia tahu semuanya. Dia hanya mengatakan bahwa mereka semua benar-benar bingung, dan mereka tidak tahu apa yang Tuhan Yesus ucapkan. Tetapi, perhatikanlah kalimat Tomas, inilah paradigma pemikiran dunia yang mewakili orang-orang saat ini. Pertama, tidak tahu tujuannya kemana; lalu dalam pikiran Tomas, jika tidak tahu tujuannya ke mana, maka kita juga tidak bisa tahu jalannya.

Inilah paradigma dunia: “Jika saya tahu tujuannya ke mana, saya bisa cari jalannya.” Yesus mengatakan, “Dan kemana Aku pergi, kamu tahu jalan kesitu” (14:4). Kalimat itu seakan tidak komplit. Bukankah seharusnya dia mengatakan, “Kemana Aku pergi, kamu tahu tujuannya.” Namun yang mau Yesus sampaikan adalah, jika kita mengetahui jalan yang benar, maka kita akan sampai pada tujuan yang tepat juga. Jalannya adalah Yesus, maka kita akan sampai kepada Bapa.

Ketika Tomas mengatakan “Kami tidak tahu kemana Engkau pergi,” artinya tidak tahu tujuannya, dan karena itu juga tidak tahu jalan ke situ, seolah-olah mengatakan, “Kasih tau dong tujuannya, yaitu Bapa, nanti kita akan temukan jalannya.” Inilah gambaran dunia yang bersikeras supaya ditunjukkan tujuannya apa, lalu soal jalannya tidak usah bicara lagi, Yesus tidak usah bicara jalannya, kita bisa cari jalan sendiri asal kasih tahu saja tujuannya kemana. Inilah yang ada dalam pemikiran Tomas.

Tetapi jika kita perhatikan jawaban Tuhan Yesus begitu kontras, Dia tidak menjawab tujuannya kemana, tetapi dia mengatakan “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup.”  Kata Akulah pada kalimat ini merupakan pernyataan Akulah ke tujuh dari Injil Yohanes (6:35; 8:12; 8:58; 10:9; 10:10; 11:25). Jika kata ini diulang sebanyak 7x, berarti kata ini adalah kata yang penting.

Kita akan berfokus pada kalimat “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup.” Apa artinya bahwa Yesus jalan? Pertama, kita harus menyadari bahwa “jalan” adalah ruang antara dua objek. Kata Yunani unjuk jalan yaitu ὁδὸς  (dibaca: hodos) yang berarti jalan, dan rute, jalur. Karena Bapa di sorga adalah Kudus dan kita adalah orang-orang berdosa, Yesus kemudian mengatakan bahwa Dia adalah jalan. Dia adalah ruang antara kita dengan Bapa di sorga, tidak ada jalan lain kecuali Yesus.

Dunia sering mengatakan, “Ada banyak jalan menuju Roma” atau “Yang penting kan sampai tujuan, lewat jalan mana saja bebas.” Namun, hal ini tidak berlaku untuk kehidupan kekal, sebab tidak ada jalan lain menuju kehidupan kekal (Bapa di sorga) selain Kristus. Jelas dinyatakan bahwa Kristus bukanlah penunjuk jalan tetapi Dia adalah jalan itu sendiri. Tuhan Yesus juga adalah kebenaran. Sebab hanya Dia yang mengatakan “Akulah kebenaran”, karena “Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya.” (1 Pet. 2:22). Selain itu Kristus juga adalah hidup, karena itulah setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak akan binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

Pertanyaan Tomas diatas, menunjukkan akan keraguan dan ketidak percayaannya terhadap sesuatu yang tidak ia lihat secara langsung. Yesus sudah mengajarkan seluruhnya kepada murid-murid. Dia menegaskan kembali bahwa Ia adalah jalan dan kebenaran dan hidup, Ia adalah jalan itu sendiri dan satu-satunya jalan menuju Bapa. Siapa mengenal Yesus, mengenal Bapa.

Sekalipun saat ini kita tidak dapat melihat Yesus secara langsung, namun kita tetap bisa merasakan kehadiran-Nya, kasih-Nya tetap nyata di dalam kehidupan kita. Tetaplah bangun relasi dengan Tuhan, percayalah kepada arahan Tuhan, walaupun kita tidak dapat melihat-Nya secara fisik. Percayalah, bahwa Yesus akan tetap menuntun hidup kita.

 

Tuhan Yesus memberkati!