A Good Surfer

Sebuah film yang berjudul “Soul Surfer” menceritakan mengenai seorang peselancar muda bernama Bethany Hamilton. Melihat film mengenai keluarga peselancar yang tidak takut walaupun datang ombak besar yang bergulung-gulung. Tidak takut apalagi gentar, bahkan mereka menikmati setiap datangnya ombak, terlebih lagi mereka menantikan ombak yang jauh lebih besar lagi agar bisa beselancar dengan bebas. Begitu menyedihkan saat Hamilton berusia 13 tahun, ia harus kehilangan lengan kriinya akibat serangan ikan hiu. Hal tersebut menjadi pukulan luar biasa untuk Hamilton. Hingga suatu saat salah satu program TV menawarkan lengan buatan untuk Hamilthon, namun ia menolaknya karena lengan buatan itutidak membantunya sama sekali untuk bermain selancar lagi.  Hamilton tidak berhenti sampai disitu saja, namun ia tetap berjuang setelah pulih untuk kembali ke air dan belajar berselancar dengan satu lengan untuk memasuki kompetisi lagi. Kata “soul” pada judul film ini merujuk pada iman Kristen Hamilton yang menolongnya untuk kembali berselancar setelah serangan ikan hiu itu. 

Berbicara mengenai film tersebut, ombak mengingatkan saya tentang kehidupan ini. Ada kalanya masalah yang datang dalam kehidupan kita itu datang seperti ombak di lautan. Terkadang kecil, kemudian saat yang tidak diduga ombak besar pun datang bahkan bertubi-tubi.

 

Seringkali kita tidak siap untuk menghadapi ombak dalam kehidupan kita, baik yang kecil apalagi yang besar. Jika hal tersebut terjadi, rasanya ingin lari untuk menghindarinya atau bahkan ingin menghilang.

 

Lari dari kenyataan bukanlah jalan keluar yang baik. Seberapapun usaha kita untuk menghindarinya, di masa yang akan datang pasti kita dihadapkan dengan masalah yang sama. Misalnya, kita pindah dari satu sekolah atau kampus karena tidak suka dengan salah satu dosen yang mengajar. Ketika kita pindah apakah ada jaminan bahwa di sekolah atau kampus yang baru, semua dosen akan baik? Tentu tidak. Atau mungkin dalam pekerjaan, kita lari dari orang-orang yang menyebalkan. Apakah ada jaminan bahwa kita tidak akan bertemu dengan orang-orang menyebalkan di kantor yang baru? Tentu juga tidak.

 

Lalu apakah yang perlu kita lakukan? Belajar menghadapi dan menikmatinya. Mudah? Tentu tidak bestie, namun bukanlah sesuatu yang mustahil kok. Sama seperti para peselancar, ketika mereka belajar berselancar, awalnya pasti mereka deg-deg-an. Tetapi semakin sering mereka berlatih, semakin mereka terbiasa dan mampu menikmati berbagai ombak, bahkan ombak yang bersar bergulung-gulung sekalipun.

 

Alkitab berkata,

“Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.” – Yesaya 41:10

 

Seorang peselancar tidak mengeluh saat ombak menghempasnya. Tetapi, semakin besar ombak itu datang, semakin mahir juga ia berselancar. Tidak ada peselancar yang menyukai laut yang tenang. Begitu juga dengan kehidupan kita, ada kalanya kita harus melewati masa-masa sulit dalam kehidupan kita, supaya kita menjadi pribadi yang semakin kuat dan semakin bergantung kepada Tuhan.

 

Bagaimana kita menyikapi setiap ombak yang datang dalam kehidupan adalah pilihan kita masing-masing. Namun, mari kita flash back sudah berapa banyak ombak yang dapat kita lewati? Tentu banyak bukan? Tentu kita dapat melewatinya karena Tuhanlah yang memampukan dan memberi kekuatan kepada kita. Jika di masa lalu saja Tuhan mampukan, maka sekarang dan masa yang akan datang pun, Ia adalah Allah yang sama yang akan memberikan kekuatan untuk kita dapat melewati setiap ombak yang datang.

 

Tetaplah bersyukur walaupun sedang di tengah ombak, dan teruslah berharap kepada Tuhan..
Mari terus berselancar di tengah ombak!
YOU ARE A GOOD SURFER!

 

Tuhan Yesus memberkati.