Skip to content

Bermata Namun Buta, Bertelinga Namun Tuli

Pernah liburan ke Bromo? Biasanya orang-orang akan berangkat malam menjelang subuh untuk mendaki dengan Jeep dan dilanjutkan kuda untuk sampai kepuncak gunung demi menunggu sang Mentari muncul di ufuk Timur. Melihatnya muncul sedikit demi sedikit mewarnai langit pagi membuat hati puas dan takjub!

Lalu bagaimana jika saya menyodorkan sebuah foto matahari terbit dengan background dan setting yang sama? Tentu akan berbeda sensasinya! Jauh banget malah, meskipun sama –sama melihat.

Saudara, pernahkah merasa takjub dengan perbuatan Tuhan dalam hidup saudara? Ingat-ingat kebaikan-Nya, kesabaran-Nya, pengampunan-Nya yang tak terhitung. Mungkin saja kita merasa semua itu sudah berlalu dan menjadi kenangan seperti sebuah foto saja. Dan kita menjadi kurang terlatih dan peka untuk melihat karya Tuhan saat ini.

“Karya” indah sedang Tuhan kerjakan dan tunjukkan di depan mata kita, tetapi kita tidak dapat melihat-Nya karena menganggap itu pemandangan biasa, karena kita terlalu sibuk, kurang beriman, atau karena kita tidak lagi mempedulikan apa yang Tuhan berikan, atau bahkan kita tidak sadar Tuhan ada disana.

Jika demikian, kita seperti orang Israel yang sudah lupa akan perbuatan Allah di masa lampau. Padahal Allah ingin mereka menceritakan itu kepada generasi berikutnya dan menunjukkan kepada bangsa-bangsa siapa Allah itu. Bersyukur Allah masih terus mengingatkan, memulihkan, dan meneguhkan kembali. Perhatikan apa yang dikatakan-Nya, “…engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau.. Janganlah takut, sebab Aku ini menyertai engkau..” (Yes. 43:4-5)

Allah ingin kita ingat sehingga kita tidak menjadi “buta dan tuli” akan keindahan kasih dan karya-Nya dalam hidup kita. Mengapa? Allah mengatakan, “Kamu inilah saksi-saksi-Ku dan hambaKu yang telah Kupilih.. Aku hendak membuat sesuatu yang baru..belumkah kamu mengetahuinya?” (Yes. 43:10,19).

Mari kita lebih peka dan terbuka dengan penyataan kuasa Tuhan sehingga kita bertumbuh dan mengalami Tuhan, serta dipakai untuk menjadi saksi-Nya. Menjadi saksi dengan menampilkan kasih Allah dan menguatkan orang-orang percaya lainnya.

“Umat yang telah Kubentuk bagiKu akan memberitakan kemasyhuran-Ku.” (Yes. 43:21)

Tuhan Yesus memberkati!