Skip to content

BREAKING THE SILENCE

Hi, ICFers! 

Minggu lalu kita telah belajar dari tulah pertama yang Allah berikan kepada bangsa Mesir yaitu mengubah air menjadi darah. Kita melihat bagaimana kuasa Allah lebih besar dari pada para ahli sihir maupun allah-allah orang Mesir. Kuasa mereka Dia permalukan. 

Saat ini kita akan belajar dari tulah kedua yaitu katak (Kel. 8:1-15). Tuhan kembali mengutus Musa untuk menyampaikan pesan kepada Firaun dalam Kel. 8:1-4 berkata demikian 

Berfirmanlah Tuhan kepada Musa: ”Pergilah menghadap Firaun dan katakan kepadanya: Beginilah firman Tuhan: Biarkanlah umat-Ku pergi, supaya mereka beribadah kepada-Ku; jika engkau menolak membiarkannya pergi, maka Aku akan menulahi seluruh daerahmu dengan katak. Katak-katak akan mengeriap dalam sungai Nil, lalu naik dan masuk ke dalam istanamu dan kamar tidurmu, ya sampai ke dalam tempat tidurmu, ke dalam rumah pegawai-pegawaimu, dan rakyatmu, bahkan ke dalam pembakaran rotimu serta ke dalam tempat adonanmu. Katak-katak itu akan naik memanjati engkau, memanjati rakyatmu dan segala pegawaimu.” 

Peristiwa tulah kedua terjadi satu minggu setelah tulah pertama. Musa kembali datang kepada Firaun sebagai wakil Allah supaya Firaun mengizinkan orang Israel pergi dan beribadah kepada Allah. Tetapi Firaun tidak mengizinkannya, maka Allah memberikan tulah katak kepada bangsa Mesir.  

Tahukah saudara jika katak dianggap suci oleh orang Mesir. Mereka menganggap bahwa katak memiliki kekuatan ilahi karena katak tahu bagaimana hidup di dua dunia sekaligus, di darat dan juga di air. Saat itu ada dewi Heqt, istri dari dewa Khnum. Khnum ini berkepala domba jantan sedangkan Heqt berkepala katak (simbol kebangkitan dan kesuburan dalam kelahiran anak Mesir). Mereka percaya bahwa melalui hidungnya, katak tersebut menghembuskan nafas kehidupan. Dengan alasan inilah mengapa orang Mesir tidak pernah membunuh katak.  

Pada tulah yang pertama (air menjadi darah), Firaun mungkin tidak terlalu memikirkan hal tersebut, karena hal itu tidak langsung memberikan pengaruh pada hidupnya. Tetapi tulah yang kedua ini membuat Firaun tidak dapat mengabaikan, katak yang tiba-tiba ada di mana pun bahkan di tempat makanan yang sedang disiapkan (ay. 2-5). 

Jika memperhatikan ayat ke 4, kita dapat melihat bahwa tulah ini menimpa seluruh lapisan masyarakat Mesir.  Pertama, Firaun. Kedua, rakyat Mesir. Ketiga, pegawai Firaun. Dengan kata lain, semua orang di Mesir terdampak oleh karena tulah katak ini. Dalam ayat 5-6, ketika Harun mengulurkan tongkat yang ada pada tangannya, kita diberitahu bahwa semua sumber air alami yang ada di Mesir pun terkena dampaknya, karena katak menutupi seluruh tanah Mesir. 

Jika pada tulah pertama hanya menyerang seluruh air yang ada pada Mesir. Pada tulah yang kedua ini skalanya semakin luas. Tidak hanya seluruh air, tetapi juga seluruh daratan ditutupi oleh katak. Dapatkah saudara bayangkan, seluruh air pasti menjadi kotor karena semua katak keluar dari air. Bukan hanya itu, bahkan para katak itu pun menghinggapi sampai ke adonan makanan bangsa Mesir. Dapatkah saudara bayangkan betapa mengerikan dan menjijikkannya kondisi tersebut? 

Tetapi orang-orang Mesir memiliki respon yang berbeda. Pertama, para ahli Mesir. Mereka melakukan hal yang sama dengan menggunakan mantra mereka, mereka membuat katak-katak semakin banyak di Mesir. Mereka membuat orang Mesir semakin menderita. Bukankah seharusnya jika ahli Mesir ini mau menolong bangsanya, seharusnya mereka melenyapkan katak-katak tersebut, tetapi mereka tidak mampu melakukannya.  

Respon kedua, yaitu Firaun. Dia berkata kepada Musa dalam Kel. 8:8 demikian,  

Kemudian Firaun memanggil Musa dan Harun serta berkata: ”Berdoalah kepada Tuhan, supaya dijauhkan-Nya katak-katak itu dari padaku dan dari pada rakyatku; maka aku akan membiarkan bangsa itu pergi, supaya mereka mempersembahkan korban kepada Tuhan.” 

Ada yang menarik disini, jika kita mengingat kembali bagaimana Firaun tidak mengenal Allah Israel yang dituliskan dalam Kel. 5:2 yang berkata demikian 

Tetapi Firaun berkata: “Siapakah TUHAN itu yang harus kudengarkan firman-Nya untuk membiarkan orang Israel pergi? Tidak kenal aku TUHAN itu dan tidak juga aku akan membiarkan orang Israel pergi.” 

Tetapi pada Kel. 8:8, Firaun pertama kalinya mengakui nama TUHAN. Dia meminta Musa untuk berdoa bahkan ia pun berjanji akan membiarkan orang Israel pergi dan beribadah kepada TUHAN. Lalu pada ayat 9-10 ketika Musa menanyakan akan waktu untuk melenyapkan katak-katak tersebut. Firaun mengatakan besok’. Dia berpikir bahwa Allah Israel tidak mampu bekerja secepat itu. Dia mungkin berpikir membutuhkan waktu yang panjangTetapi tulah ini diselesaikan oleh Tuhan pada keesokan harinya secara langsung, dituliskan dalam Kel. 8:13-15 yaitu,  

Dan Tuhan melakukan seperti yang dikatakan Musa, sehingga katak-katak itu mati lenyap dari rumah, dari halaman dan dari ladang. Dikumpulkan oranglah bangkai-bangkainya bertumpuk-tumpuk, sehingga tanah itu berbau busuk. Tetapi ketika Firaun melihat, bahwa telah terasa kelegaan, ia tetap berkeras hati, dan tidak mau mendengarkan mereka keduanyaseperti yang telah difirmankan Tuhan. 

Katak-katak tersebut langsung lenyap dalam satu hari dan orang-orang mengumpulkan bangkai-bangkainya bertumpuk sehingga menimbulkan bau busuk. Tetapi ketika Firaun melihat keadaannya membaik, ia kembali mengeraskan hatinya dan tidak membiarkan bangsa Israel keluar dari Mesir.  

Melalui tulah katak ini, Tuhan menunjukkan kepada rakyat Mesir dan orang Israel bahwa dewi Heqt bukan siapa-siapa. Dia tidak berkuasa. Tuhan Israel-lah yang Maha Kuasa. Begitu juga dengan para ahli sihir, mereka hanya bisa meniru tetapi tidak bisa melenyapkan katak-katak tersebut. Kita dapat belajar juga bahwa bukan hanya kedaulatan Tuhan dalam menghukum orang Mesir, tetapi juga kedaulatan Tuhan dalam doa Musa. Ketika Musa berseru kepada Tuhan, Tuhan berkenan atas seruan Musa dan mengabulkan doanya.  

Dari kisah ini kita belajar bagaimana ketaatan Musa dan Harun kepada perintah Allah, sekalipun mereka tidak tahu apa yang akan terjadi, tetapi mereka memiliki iman yang luar biasa dan percaya penuh bahwa Allah yang mereka sembah itu Maha Kuasa dibandingkan dengan apa pun. Kita juga melihat bagaimana Tuhan berulang kali memberikan peringatan kepada bangsa Mesir, pesan tersebut mengandung belas kasihan Tuhan. Betapa sabarnya Allah dalam menghadapi orang Mesir. 

Oleh sebab itu, apa pun pergumulan yang sedang saudara hadapi, percayalah bahwa hidup kita sepenuhnya ada dalam kontrolnya Tuhan. Jika saudara berpikir ada cara lain untuk menyelesaikan pergumulan saudara, memakai kekuatan sendiri, meminta kepada kekuatan dan petunjuk dari ‘orang pintar/dukun’, berbaliklah! Sebab tidak ada satu kuasa pun yang lebih besar dari kuasa Tuhan. Mari kita berfokus kepada Tuhan, nyatakanlah seluruh pergumulan saudara dalam doa, sebagaimana yang dilakukan oleh Musa dan juga Harun. Kuasa dan mujizat Tuhan tetap ada sampai saat ini. Mari kenali dan alami Tuhan lebih lagi! 

He has a million ways to get to you. And he doesn’t mind using those things which are small and weak and despised in order to highlight His power and sovereignity. How deep and big His loves for us. His loves and power breaking the silence! 

God bless you!