DARKNESS DESENDS

Hi ICFers!
Tidak terasa bahwa pembahasan kita mengenai sepuluh tulah akan segera selesai. Kali ini kita memasuki tulah ke sembilan, yaitu gelap gulita. Berbicara mengenai gelap gulita, saya yakin kita semua pernah mengalami listrik yang tiba-tiba mati. Baik itu karena ada perbaikan atau mungkin karena ada tiang listrik yang tersambar petir dan lain sebagainya. Lingkungan sekitar kita yang tadinya dapat terlihat jelas oleh mata kita, tetapi tiba-tiba menjadi tidak terlihat oleh karena gelap. Di antara kita mungkin pernah mengalaminya dalam waktu yang sebentar, atau mungkin juga dalam waktu yang panjang hingga beberapa jam. Jika hal tersebut terjadi saat malam hari, dalam kondisi demikian kita tidak dapat melihat apa pun bukan? Kita kesulitan untuk berjalan dan juga beraktivitas. Kita menyadari bahwa kita sangat membutuhkan terang.
Kondisi demikian juga pernah terjadi di Mesir, namun kondisinya jauh lebih parah dari yang pernah kita alami. Tulah ke sembilan ini datang tanpa ada peringatan kepada Firaun terlebih dahulu. Sama seperti pada tulah ke tiga dan juga ke enam, tidak ada pemberitahuan. Tulah gelap gulita terjadi selama tiga hari di seluruh daerah Mesir kecuali pada tempat kediaman orang Israel yaitu Gosyen. Firman Tuhan berkata demikian,
Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Ulurkanlah tanganmu ke langit, supaya datang gelap meliputi tanah Mesir, sehingga orang dapat meraba gelap itu.” Lalu Musa mengulurkan tangannya ke langit dan datanglah gelap gulita di seluruh tanah Mesir selama tiga hari. Tidak ada orang yang dapat melihat temannya, juga tidak ada orang yang dapat bangun dari tempatnya selama tiga hari; tetapi pada semua orang Israel ada terang di tempat kediamannya.” – Keluaran 10:21-23
Dapatkah saudara bayangkan kondisi yang terjadi di Mesir saat itu seperti apa? Sangat gelap, tidak ada seorang pun yang dapat bangun dari tempatnya. Saya membayangkan bahwa bukan hanya cahaya di langit yang tertutup oleh awan, tetapi semua api dan juga lilin pun padam. Sebab di katakan kegelapan tersebut dapat diraba, konon kegelapan itu menghasilkan uap lembab juga sehingga tidak ada api atau pun lilin yang dapat menyala. Tidak diragukan bahwa kegelapan tersebut pasti membuat semua orang di Mesir menjadi cemas bahkan ketakutan.
Lalu Firaun memanggil Musa serta berkata: “Pergilah, beribadahlah kepada TUHAN, hanya kambing dombamu dan lembu sapimu harus ditinggalkan, juga anak-anakmu boleh turut beserta kamu.” Tetapi Musa berkata: “Bahkan korban sembelihan dan korban bakaran harus engkau berikan kepada kami, supaya kami menyediakannya untuk TUHAN, Allah kami. Dan juga ternak kami harus turut beserta kami dan satu pun tidak akan tinggal, sebab dari ternak itulah kami harus ambil untuk beribadah kepada TUHAN, Allah kami; dan kami tidak tahu, dengan apa kami harus beribadah kepada TUHAN, sebelum kami sampai di sana.” Tetapi TUHAN mengeraskan hati Firaun, sehingga dia tidak mau membiarkan mereka pergi. Lalu Firaun berkata kepadanya: “Pergilah dari padaku; awaslah engkau, jangan lihat mukaku lagi, sebab pada waktu engkau melihat mukaku, engkau akan mati.” Kemudian Musa berkata: “Tepat seperti ucapanmu itu! Aku takkan melihat mukamu lagi!” – Keluaran 10:24-29
Dari ayat di atas kita dapat melihat bahwa Firaun tetap berkeras hati, dia tidak benar-benar menyerah. Dia masih tetap hitung-hitungan dan tawar-tawaran dengan Tuhan. Jika pada tulah ke delapan Firaun hanya mengizinkan laki-laki saja yang pergi untuk menyembah Allah, pada tulah ke sembilan ia memperbaharui perjanjiannya dengan Musa dan Harun. Ia menyetujui orang Israel pergi dari Mesir, tetapi tanpa ternak mereka. Tetapi Musa menolak permintaan Firaun. Kemudian Firaun mengentikan percakapan itu, lalu dengan berani ia mengusir Musa dan Harun. Setelah itu Musa dan Harun tidak datang lagi sampai ia dipanggil.
Dari sini kita dapat melihat bahwa the darkness descends in Egypt was so terrible. Tetapi jauh lebih mengerikan kegelapan yang menutupi hati dan pikiran manusia. Sebagaimana hanya Allah yang dapat menyingkirkan kegelapan di Mesir, demikian juga dengan kegelapan hati dan pikiran manusia akibat dari dosa. Hanya kasih karunia yang dari pada Allah-lah yang dapat menyingkirkan kegelapan tersebut. Kita dapat melihat bagaimana kasih karunia dan anugerah Allah dinyatakan bagi bangsa Israel yang percaya kepada Allah, sebab hanya di Gosyen sajalah tidak terjadi gelap gulita. Demikian juga dengan kita, marilah kita tidak lagi menyerahkan diri kita kepada kegelapan (dosa) tetapi benar-benar menghidupi anugerah yang telah Allah berikan dalam hidup kita. Dengan hidup yang sesuai dengan kehendak-Nya, sehingga kemuliaan Tuhan nyata di dalam setiap perkataan, pikiran dan perbuatan kita.
Seberapa banyak di antara kita yang masih suka tawar-tawaran dengan Tuhan? Mencoba kompromi dengan ketetapan-ketetapan Tuhan. Firman Tuhan saat ini mengingatkan kita untuk jangan coba-coba bermain-main dengan Tuhan, sebab Tuhan tidak suka dipermainkan. Taatlah pada kehendak dan ketetapan Tuhan, dan kita akan melihat juga mengalami kuasa Tuhan dinyatakan dalam kehidupan kita.
Tuhan Yesus memberkati!