DI KALA MENANTI

(Kis.1:15-26)

Menanti adalah sesuatu yang sangat tidak disukai oleh kebanyakan orang. Apalagi jika di dalam penantian tersebut, kita menggenggam ketidakpastian. Perasaan khawatir, tidak damai, dan bahkan kehilangan sukacita akan memenuhi masa-masa penantian kita. Dalam masa-masa seperti inilah kebanyakan dari kita justru akan merasa kehilangan harapan, menjadi seseorang yang pasif yang menyerah dan berhenti berusaha, atau bahkan menjadi seseorang yang mencari jalan alternative yang tidak benar untuk memenuhi target pencapaiannya.

Jika kita lihat di dalam perikop “Matius Dipilih Menggantikan Yudas”, kita dapat belajar dua hal dari apa yang Petrus lakukan di dalam sidang jemaat. Hal pertama yang ia lakukan ialah meminta pertolongan Tuhan (Kis.1:24,25). Meskipun mereka ditempatkan di dalam sebuah masa penantian pergantian pemimpin yang baru, mereka tidak menjadi kecewa dan kehilangan harapan. Sebaliknya, justru di dalam keserbatidaktahuan mereka, mereka meminta petunjuk Tuhan untuk menentukan siapa yang dapat menjadi pemimpin mereka selanjutnya.

Hal yang kedua, Petrus dan jemaat ini tetap berusaha untuk mencari pemimpin yang dapat memimpin mereka (Kis.1:23,26). Mereka tidak menjadi mundur, melainkan terus mengupayakan apa yang menjadi target mereka yaitu mencari pemimpin baru.

Di dalam masa penantian ini, mari kita bersama-sama terus menjadi umat Tuhan yang aktif dalam membina hubungan bersama Tuhan, meminta hikmat dari Tuhan agar kita dapat mengambil langkah yang benar dan tepat sesuai dengan kehendak-Nya. Selain itu, mari kita tetap mengupayakan apa yang bisa kita upayakan karena proses pasti tidak pernah membohongi hasil.

Saya teringat akan sebuah percakapan dua orang. Ada seorang buta yang bertanya pada seorang bijak, “Apakah ada yang lebih buruk daripada kehilangan penglihatan matamu?” lalu orang bijak itu menjawab, “Ya, ada. Kehilangan visimu.” Mari kita menjadi orang-orang yang tidak kehilangan harapan dan tetap memiliki visi di dalam masa penantian ini. Tuhan Yesus memberkati.