EBEN-HAEZER

Sejak zaman dahulu manusia sering kali membuat monumen atau tugu sebagai peringatan akan suatu hal penting yang terjadi. Contohnya, saat bangsa Israel berhasil menyebrangi sungai Yordan, Tuhan memerintahkan Yosua untuk memilih 12 orang dari setiap suku Israel, kemudian memerintahkan mereka untuk mengambil batu dan meletakkannya di tempat mereka bermalam untuk menjadi tanda. Allah memerintahkan Yosua untuk melakukan hal itu sebagai peringatan, apabila generasi selanjutnya bertanya batu apakah itu, maka itu akan menjadi pengingat bahwa pada saat tabut itu menyebrangi sungai Yordan, air sungai itu terputus (Yos. 4:1-7).

Bahkan hingga saat ini ada banyak sekali monument atau tugu yang dibuat oleh orang-orang untuk mengingat peristiwa penting. Contoh lainnya yaitu, ada sebuah monumen di London bernama Monument The Great Fire of London. Penyebab dibuatnya monumen ini yaitu sebagai peringatan bahwa pernah terjadi kebakaran besar disana. Kebakaran besar dimulai di toko roti milik pembuat roti, Thomas Farriner di Pudding Lane pada tanggal 2 September 1666, hanya 202 kaki dari lokasi Monumen saat ini. Kebakaran berkobar selama empat hari dan selama waktu itu sepertiga dari seluruh bangunan di London hancur, 86% kota terbakar habis dan 130.000 orang kehilangan tempat tinggal. Itulah alasan dibuatnya monumen tersebut, sebagai peringatan akan peristiwa besar yang pernah terjadi di London.

Begitu juga dengan Samuel, ia mengambil sebuah batu dan menamainya “Eben-haezer: sampai disini Tuhan menolong kita.” 1 Sam. 7:12

Apa yang telah dialami oleh bangsa Israel sehingga Samuel mengambil sebuah batu dan membuatnya sebagai peringatan? Ayat ini tidak dapat dipisahkan dengan 3 pasal sebelumnya. Bangsa Israel sangat menderita karena mereka ditindas oleh bangsa Filistin. Pinindasan tersebut merupakan bagian dari hukuman TUHAN bagi bangsa Israel yang telah meninggalkan Tuhan dan menyembah berhala. Oleh karena itu bangsa Israel diizinkan Tuhan untuk kalah dari bangsa Filistin, ada 4.000 orang tewas oleh karena peperangan ini (1 Sam. 4:1,2).

Dan mereka memiliki pemikiran yang salah akan kehadiran Tuhan. Banyak sekali orang yang memiliki pemahaman yang salah akan kehadiran dan penyertaan Tuhan, mereka berpikir dengan membawa atribut-atribut rohani seperti Alkitab, salib, dsb menandakan Allah hadir. Jadi kehadiran Allah ditandai dengan benda-benda tersebut. Mereka merasa tenang ketika ada benda-benda tsb bersama mereka. Hal inilah juga yang dialami oleh bangsa Israel ketika berperang melawan bangsa Filistin. Mereka berpikir dengan adanya tabut Allah bersama mereka maka mereka akan menang dalam peperangan tersebut.

Tetapi walaupun mereka telah membawa tabut Tuhan dari Silo, tetap saja bangsa Israel kalah atas bangsa Filistin bahkan pihak Israel gugur 30.000 orang pasukan berjalan kaki (1 Sam. 4:4-10). Tabut Tuhan berada di daerah orang Filistin selama 7 bulan (1 Sam. 6:1) akhirnya mereka membawa tabut Tuhan ke rumah Abinadab dan menguduskan Eleazar (anaknya) untuk menjaga tabut Tuhan.

1 Samuel 7:2 berkata, “Sejak saat itu tabut itu tinggal di Kiryat-Yearim berlalulah waktu yang cukup lama, yakni dua puluh tahun, dan seluruh kaum Israel mengeluh kepada Tuhan.”

Ketika bangsa Israel berseru kepada Tuhan di tengah penderitaan mereka, Samuel mengingatkan supaya mereka sungguh-sungguh bertobat. Ketika bangsa Israel kembali mencari Tuhan, bangsa Filistin justru datang menyerang mereka. Hal ini membuat bangsa Israel ketakutan. Di tengah situasi yang mencekam seperti itu, Samuel dan bangsa Israel terus berseru memohon pertolongan Tuhan. Dan Tuhan berkenan menjawab doa mereka. Kemudian Tuhan mengguntur dengan suara yang begitu hebat dari langit sehingga mengacaukan pasukan Filistin yang gagah perkasa. Tuhan mengaruniakan kemenangan besar kepada bansga Israel sehingga bangsa Filistin takhluk kepada Israel. Bahkan kota-kota yang diambil orang Filisitin dari pada Israel, mulai dari Ekron sampai Gat kembali pada tangan bangsa Israel (1 Sam. 7:3-14).

Kemudian Samuel mengambil sebuah batu dan meletakkannya di tempat bersejarah itu, ia menamainya Eben-Haezer yang artinya sampai disini Tuhan menolong kita atau sampai sekarang ini Tuhan terus menolong kita. Tujuan Samuel mendirikan batu peringatan Eben-Haezer adalah untuk menolong umat Tuhan (generasi selanjutnya) untuk dapat mengingat saat-saat hukuman dan saat tangan Tuhan ada atas mereka. Tujuan ini dapat menolong kita dalam perjalanan iman kita saat ini.

Mungkin ada masa-masa dimana Tuhan mengizinkan hal tidak enak terjadi dalam kehidupan kita oleh karena kita hidup di dalam dosa. Ada masa-masa seperti yang dialami oleh bangsa Israel yang diizinkan Tuhan untuk mengalami penderitaan yang begitu panjang, tetapi kita dapat melihat dari kisah ini bahwa Tuhan tidak pernah membiarkan kita. Pengampunan dan anugerah keselamatan tetap Dia sediakan bagi setiap kita yang mau berbalik kepada-Nya.

Peletakkan batu Eben-Haezer dilakukan oleh Samuel sebagai sebuah momen untuk mengingat pertolongan Tuhan, juga sebagai ucapan syukur atas keselamatan yang Dia berikan. Biarlah firman Tuhan ini menjadi momen bagi saudara untuk menyadari tanpa ragu bahwa Tuhan telah campur tangan dalam segala kejadian di dalam kehidupan saudara. Menyadari bahwa hanya Tuhan selalu hadir di dalam setiap musim kehidupan kita, baik suka maupun duka. Pertolongan-Nya telah membawa saudara dapat melewatinya.

Eben-Haezer yaitu “batu pertolongan” atau “sampai disini Tuhan menolong kita”. Sampai di tanggal 31 Desember 2023 ini Tuhan menolong. Tetapi Dia adalah Allah yang telah senantiasa menolong kita melewati masa-masa sulit, dan akan terus senantiasa menolong kita. Adalah baik di moment ini mari kita mengingat kembali setiap detil kebaikan Tuhan dalam kehidupan kita. Mungkin kita merasa sibuk dan lelah dengan pekerjaan, berterimakasihlah karena kita masih memiliki pekerjaan. Saat kewalahan menghadapi anak-anak yang begitu aktif, berterimakasihlah karena Tuhan mempercayakan anak kepada kita. Kala bosa dengan dengan situasi di rumah, bersyukurlah karena kita masih memiliki tempat tinggal. Mari kita juga bersyukur bukan hanya untuk masa-masa sukacita yang kita alami, tetapi juga untuk masa-masa dukacita yang terjadi. Bersyukurlah untuk setiap masalah, airmata, kegagalan, kekurangan bahkan kehilangan yang terjadi, karena Tuhan tetap menolong, memelihara, mencukupkan dan memberikan sukacita hingga saat ini. “Eben-Haezer, sampai disini Tuhan menolong kita.”

 

Bukan hanya sampai hari ini saja, bukan hanya sampai 31 Desember 2023 saja, tetapi selamanya.  Dia tidak hanya berjanji untuk menolong dan menyertai kita, tetapi Dia menyatakan penyertaan-Nya yang sempurna, penyertaan-Nya untuk selamanya. Dan penyertaan-Nya yang sempurna itu, Dia nyatakan di dalam Tuhan Yesus Kristus yang telah datang ke dunia, mengorbankan diri-Nya di atas kayu salib, supaya saudara dan saya hidup kekal. Eben-Haezer!