Empowered by the Spirit

Ditulis oleh: Pdt. Venia Yunita

Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh. –Galatia 5:25

Ketika kita percaya kepada Yesus, Ia mengutus Roh-Nya untuk tinggal di dalam hidup kita dan memimpin kita.  Kepemimpinan Roh Kudus bukan bersifat periodik, temporal atau situasional. Roh Kudus tinggal tetap bersama kita dan memimpin kita secara terus-menerus.  Hidup orang percaya adalah hidup yang dipimpin oleh Roh Kudus secara total. Ketika seseorang menyerahkan dirinya untuk dipimpin orang lain, itu sama artinya untuk bersedia dengan sukarela menyerahkan haknya untuk dipimpin orang lain.  Demikian juga kehidupan kita, apabila kita menyerahkan diri untuk dipimpinan Roh Kudus, maka Dialah yang akan memimpin kehidupan kita.

Berbicara mengenai dipimpin Roh Kudus itu berarti seluruh pikiran, perasaaan dan kehendak kita, berada dibawah kendali, dorongan, atau pimpinan Roh Kudus. Di dalam Galatia 5, kita dapat melihat bahwa kehidupan orang percaya yang dipimpin oleh Roh adalah sebuah kehidupan yang merdeka (ay.13-15). Seringkali kita dengan bangga menyebut diri sebagai orang merdeka, namun praktek-praktek setiap harinya masih menunjukkan sebagai orang terjajah.  Ada banyak bentuk “penjajahan” yang membuat kita tidak mengalami kebebasan.  Ada penjajahan dari rasa bersalah, kebenciaan, kegagalan dll. Sebagai orang yang sudah mengalami kemerdekaan dan hidup dipimpin oleh Roh Kudus, mari kita gunakan untuk melayani saudara lainnya dengan penuh kasih. Tanda dari orang yang telah dimerdekakan adalah “bebas” menentukan sikap dan tujuan hidupnya.  Ketika Yesus menjelaskan tentang arti kemerdekaan, Ia sedang mengatakan bahwa didalam Kristus kita mengalami kebebasan atas kesalahan atau dosa yang membelenggu kehidupan kita (Yohanes 8 : 36). 

            Ketika kita membiarkan diri kita dipimpin oleh Roh, maka secara langsung tidak langsung, kitapun diberikan kemampuan untuk mencerminkan warga Kerajaan Allah (ay. 16-24). Seorang teolog Aiden Wilson Tozer pernah berkata, “Ketika kita memiliki Roh Kudus di dalam kita, maka kita memiliki semua hal yang dibutuhkan untuk memenuhi kehendak Allah dalam hidup kita.” Pernyataan ini juga ditegaskan Paulus dengan menekankan pentingnya setiap orang percaya untuk hidup di bawah pimpinan Roh Kudus.  Bila orang percaya hidup di bawah pimpinan Roh Kudus, maka dia tidak lagi hidup di bawah perhambaan dosa. Sebaliknya apabila seseorang masih mengikuti keinginan berdosanya, maka pada pada dasarnya ia tidak mau dipimpin oleh Roh Kudus. Alkitab mengatakan bahwa kita tidak bisa mengabdi kepada dua tuan, tidak ada yang namanya Kristen “abu-abu”.  Bila seseorang tidak berada di bawah pimpinan Roh Kudus, maka ia ada di bawah pimpinan keberdosaannya.

Tentang perbuatan daging tersebut  Paulus menegaskan bahwa barangsiapa yang melakukan hal tersebut tidak masuk dalam Kerajaan Allah.  Sebaliknya apabila hidup dibawah pimpinan Roh Kudus, maka kita akan mencerminkan buah-buah Roh didalam kehidupan kita.  Buah Roh tidak kita buat dan juga tidak bisa dibuat-buat, buah Roh merupakan hasil kedekatan kita dengan Roh Kudus yang pada akhirnya termanifestasi melalui sikap dan perilaku hidup kita.  Itulah sebabnya mudah dikenali, apakah kita dipimpin oleh Roh Kudus ataukah dikendalikan oleh kedagingan kita, yaitu melalui sikap dan perilaku kita.

Dalam memperingati peristiwa Pentakosta kali ini, mari kita sama-sama mengevaluasi diri kita apakah kita telah menaruh diri kita di bawah pimpinan Roh Kudus? Mari terus biarkan Roh-Nya memimpin setiap hidup kita, supaya kehidupan kita dibebaskan dari masa lalu yang penuh dosa dan kita dapat semakin mencerminkan kehidupan warga Kerajaan Allah. Biarlah pimpinan-Nya menjadikan kehidupan kita berkat bagi orang lain.