GENEROSITY
Pada pasal ini Yakobus ingin mengecam orang-orang kaya pada zaman itu. Yakobus tidak mengecam kekayaan mereka, namun sikap mereka. Orang-orang kaya itu menjadi sombong, serakah, tidak jujur dan memiliki kecenderungan untuk menindas orang-orang miskin, orang-orang yang mereka anggap rendah derajatnya. Mereka merasa dapat melakukan apapun sesuai dengan keinginan mereka, termasuk keinginan untuk tidak membayar upah buruh yang telah bekerja pada mereka (ay. 4).
Yakobus menegur keras para tuan tanah yang telah serakah, menguasai tanah dan mempekerjakan orang di tanah tersebut secara tidak adil. Bila orang kaya menambah harta dari upah buruh yang ditahan (ay. 4), tentulah salah! Setiap majikan mempunyai tanggung jawab di hadapan Allah untuk menggaji para pekerjanya secara memadai. Tuhan memperhatikan pekerja yang tertindas dan mendengar teriakan mereka (ay. 4).
Yakobus memperingatkan supaya orang tidak menimbun kekayaan (ay. 2-3). Yang ia maksudkan bukanlah tabungan untuk hari depan, karena menabung merupakan tindakan bisajksana. Tuhan Yesus mengajarkan orang untuk mendapatkan harta di surga dengan memberikan bantuan kepada orang miskin (Markus 10:21). Orang yang menimbun kekayaan namun tidak membantu orang yang miskin disebut tamak. Ini salah. Ketamakan merpakan hal yang membebani orang-orang kaya ini. Mereka menimbun emas dan pperak hingga berkarat. Dari surat Yakobus ini kita belajar bahwa Allah memberikan kita harta di dunia supaya kita dapat menghormati-Nya dan berbuat baik dengan apa yang kita miliki sesuai dengan kehendak-Nya.
Dosa lainnya yang sering dilakukan oleh orang kaya adalah hawa nafsu dan gairah yang meluap-luap untuk berfoya-foya (ay. 5). Allah tidak melarang kita untuk menikmati kesenangan, tetapi hidup yang berfoya-foya merupakan dosa yang mendatangkan murka Allah. Hidup berfoya-foya biasanya merupakan dampak yang diakibatkan oleh kekayaan yang berlimpah. Memang sulit bagi mereka yang memiliki banyak harta untuk tidak menuruti keinginan mereka.
Dosa selanjutnya yang dilakukan oleh orang kaya adalah penganiayaan (ay. 6). Mereka menindas dan bertindak dengan sangat tidak adil. Setelah mendapatkan apa yang mereka inginkan, mereka kehilangan rasa dan kepekaan terhadap kebutuhan dan penderitaan orang lain. Setelah itu mereka menganiaya dan membunuh tanpa rasa menyesal.
Dari surat Yakobus ini kita belajar bahwa cinta uang menimbulan banyak dosa jika kita tidak melibatkan Tuhan di dalamnya. Namun sebaliknya, jika kita melibatkan Tuhan dalam menggunakan harta dan berkat yang Dia berikan, maka kekayaan yang kita miliki dapat mendatangkan berkat. Jika Tuhan telah memberkati kita dengan kekayaan, maka marilah kita menjadi berkat bagi orang lain. Gunakan kekayaan yang telah Tuhan berikan untuk menolong orang lain dan memajukan kerajaan Tuhan. Jika kekayaan yang kita miliki ingin menjadi sumber berkat, maka tidak boleh ditimbun dengan sia-sia, diperoleh secara tidak adil, dihabiskan dengan mementingkan diri sendiri.
Seperti ada tertulis,
“Peringatkanlah kepada orang-orang kaya di dunia ini agar mereka jangan tinggi hati dan jangan berharap pada sesuatu yang tak tentu seperti kekayaan, melainkan pada Allah yang dalam kekayaan-Nya memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati. Peringatkanlah agar mereka itu berbuat baik, menjadi kaya dalam kebajikan, suka memberi dan membagi dan dengan demikian mengumpulkan suatu harta sebagai dasar yang baik bagi dirinya di waktu yang akan datang untuk mencapai hidup yang sebenarnya.” – 1 Timotius 6:17-19
Marilah tetap rendah hati, menggunakan harta dan kekayaan dengan adil dan juga tidak lupa untuk menjadi berkat bagi orang lain dengan berbagi. Be generous!
Tuhan Yesus memberkati..