GOD'S JUSTICE AT WORKS
Hi ICFers! Jika kita review kembali, kita telah membahas empat tulah yang diberikan Allah kepada bangsa Mesir. Dan sejak tulah keempat, Tuhan mulai memisahkan atau membedakan kondisi yang dialami antara bangsa Israel dan bangsa Mesir. Minggu lalu kita telah melihat bagaimana Allah menjaga bangsa Israel dari lalat pikat, sebab hanya di Gosyen (daerah orang Israel tinggal) tidak terdapat satu pun lalat pikat. Demikian juga dilakukan Tuhan, pada tulah kelima.
Kali ini, kita akan belajar dari tulah kelima yaitu penyakit sampar pada ternak. Sebagaimana Allah memerintahkan Musa dan Harun untuk mendatangi Firaun, demikian juga pada tulah keempat dan kelima ini. Allah meminta Musa dan Harun untuk pergi kepada Firaun dan menyampaikan pesan Allah supaya ia mengizinkan bangsa Israel pergi untuk beribadah kepada-Nya. Dan jika Firaun tidak mendengarkan Allah, maka Allah akan memberikan tulah kepada bangsa Mesir.
Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Pergilah menghadap Firaun dan berbicaralah kepadanya: Beginilah firman TUHAN, Allah orang Ibrani: Biarkanlah umat-Ku pergi, supaya mereka beribadah kepada-Ku. Sebab jika engkau menolak membiarkan mereka pergi dan masih menahan mereka, maka ternakmu, yang ada di padang, kuda, keledai, unta, lembu sapi dan kambing domba, akan kena tulah TUHAN, yakni kena penyakit sampar yang dahsyat. Dan TUHAN akan membuat perbedaan antara ternak orang Israel dan ternak orang Mesir, sehingga tidak ada yang akan mati seekor pun dari segala ternak orang Israel.” – Keluaran 9:1-4
Oleh karena Firaun tidak mengizinkan bangsa Israel pergi, maka Allah menurunkan tulah tersebut kepada bangsa Israel. Namun, mengapakah penyakit sampar itu diberikan kepada ternak-ternak orang Mesir? Berternak merupakan perkerjaan utama bangsa Israel. Dan bagi peternak, penyakit sampar pada ternak merupakan penyakit yang serius. Sebab sampar ini merupakan sejenis antraks atau penyakit menular pada ternak, yang dapat mengakibatkan ternak-ternak tersebut mati. Oleh sebab itu, kehilangan ternak berarti kehilangan tunjangan ekonomi bangsa Israel.
Sedangkan pekerjaan utama bangsa Mesir adalah bercocok tanam, sehingga walaupun hewan ternak mereka Allah musnahkan, maka tidak berakibat fatal bagi mereka. Sebab mereka tetap mendapat hasil bumi dari tanaman mereka. Sehingga Firaun tidak begitu menghiraukannya dan tidak merasa begitu terganggu dengan hal tersebut.
Tetapi melalui tulah kelima ini, Allah ingin menyatakan kuasa-Nya atas dewi Hathor dan dewa Apis. Dewi Hathor ini digambarkan berkepala sapi. Sedangkan dewa Apis, berkepala banteng, yang merupakan simbol kesuburan orang Mesir. Allah menunjukkan bahwa kuasa-Nya jauh lebih besar dari dewi Hathor dan dewa Apis.
Dari sini kita dapat melihat akibat dari kekerasan hati Firaun. Mulai dari tulah pertama hingga tulah ketiga, dia tetap mengeraskan hatinya sehingga membuat bangsa Israel mengalami tulah yang semakin hari, semakin buruk.
Oleh sebab itu, marilah kita menyelidiki hati kita masing-masing. Apakah kita masih sering mengeraskan hati kita, ketika Tuhan berbicara di dalam hati kita? Ketika Tuhan menegur hal-hal yang kita lakukan yang tidak sesuai dengan kehendaknya? Sudahkah kita peka terhadap suara-Nya?
Marilah kita terus melatih diri kita untuk senantiasa memiliki hati yang lembut dan juga peka. Jangan sampai kita memiliki hati yang keras seperti Firaun. Dari kisah ini kita dapat belajar bahwa Allah adalah Allah yang adil. Kita dapat melihat bagaimana pemeliharaan Tuhan yang dinyatakan bagi bangsa Israel (orang-orang yang percaya dan taat kepada-Nya), sebab ternak-ternak bangsa Israel tetap Tuhan jaga dan pelihara. Tidak ada satu pun ternak mereka yang mati. God’s justice at works is revealed!
God bless us!