HARMONY
Harmony means:
a pleasing combination of different parts.
a situation in which people are peaceful and agree with each other, or when different things seem right or suitable together.
Harmoni dalam bidang filsafat harmoni adalah kerjasama antara berbagai faktor dengan sedemikian rupa hingga faktor-faktor tersebut dapat menghasilkan suatu kesatuan yang luhur.
Hidup butuh keseimbangan, supaya dapat mengalun dengan enak dan dapat dinikmati. Karena tanpa keseimbangan, hidup bagaikan nyanyian yang terdengar sumbang, sangat tidak enak di dengar dan dinikmati.
Firman Tuhan dalam Mazmur 8:7 berkata demikian,
“Engkau membuat dia berkuasa atas buatan tangan-Mu; segala-galanya telah Kau letakkan di bawah kakinya.”
Dan juga Firman Tuhan dalam Kejadian 1:28 berkata demikian,
Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: “Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan takhlukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.”
Dari kedua ayat di atas kita dapat melihat bahwa sejak awal kita ditetapkan Allah untuk memegang hak sebagai penguasa atas ciptaan lainnya. Jika kita mengingat kembali renungan Firman Tuhan di beberapa minggu yang lalu bahwa manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Maka memiliki arti demikian, manusia memiliki kesamaan dengan Allah dalam banyak aspek. Aspek kepribadian, artinya manusia memiliki kehendak atau kemauan, juga memiliki perasaan. Aspek moralitas, sebagai upaya kita memutuskan dan menilai moral serta memiliki hati nurani. Aspek spiritual, memiliki kerinduan untuk bersekutu dengan Allah.
Maka, ketika Allah memerintahkan manusia untuk beranakcucu, bertambah banyak dan juga berkuasa atas ciptaan lainnya. Dengan kata lain, kita adalah wakilnya Allah di dunia ini untuk menjaga harmoni di dunia ini. Maka dari itu, kita tidak bisa seenak diri kita sendiri. “Aku maunya seperti ini, ya aku akan melakukan seperti ini.” Tidak bisa! Kita perlu memikirkan apa yang Allah inginkan di dalam dunia ini, ketika kita mau memenuhi dunia ini, caranya tentu harus sesuai dengan kehendaknya Allah. Karena kita diciptakan menurut gambar dan rupanya Allah. Ketika kita mau memelihara dunia ini, maka kita tidak bisa memakai sembarang cara, tetapi harus sesuai dengan kehendaknya Tuhan.
Manusia menjadi wakil Tuhan di atas bumi. Manusia diberikan kuasa untuk merawat dan mengurus ciptaan Tuhan lainnya. Penatalayanan manusia atas bumi ditetapkan, dan kedudukan unik manusia dalam rencana dan tujuan Allah ditetapkan oleh Tuhan sendiri. Betapa luar biasa berharganya kita manusia di mata Allah.
“Beranakcuculah dan bertambah banyak” bukan berarti “Ya sudah pokoknya tugas kita di dunia ini menikah, kemudian menghasilkan keturunan-keturunan yang berikutnya.”
Ketika kita menyadari bahwa kita diciptakan menurut gambar dan rupa Allah, maka keturunan yang kita hasilkan haruslah keturunan yang takut akan Tuhan. Dan, tujuan akhir dari beranak cucu adalah Allah ingin menciptakan sebuah komunitas ilahi yang akan bersama-sama masuk ke dalam persekutuan kekal.
Bagi setiap kita yang sudah menikah dan juga sudah memiliki anak. Bagaimanakah kita mendidik dan bagaimana kita membesarkan anak kita? Sudahkah kita mendidik anak kita supaya bertumbuh semakin serupa dengan Kristus, yang telah menebus hidup mereka, yang telah menebus hidup kita. Sehingga akhirnya dunia ini bukan dipenuhi dengan orang-orang yang egois. Mereka yang hidup bagi kepentingan dirinya sendiri. Tetapi dunia ini dipenuhi dengan orang-orang yang berbelas kasihan, yang meneladani Kristus di dalam kehidupan mereka, sehingga akhirnya ketika keturunan seperti itu yang kita hasilkan di dunia ini, maka tugas berikutnya untuk memelihara dunia ini akan jauh lebih mudah.
Saat-saat ini sering kali kita melihat ada banyak sekali orang yang mengeksploitasi dunia ini. Salah satunya ketika di tahun lalu saya kembali ke Indonesia, saya sempat liburan ke daerah Lembang di Bandung. Ketika saya pergi ke sana, saya cukup kaget karena sudah banyak sekali perubahan yang terjadi di sana. Saya sempat bertanya kepada teman saya “Lho di sini bukannya tadinya hutan pinus kan?” Lalu teman saya menjawab “Iya, dulu memang masih hutan pinus, hanya saja sekarang sudah banyak di tebang dan malah dijadikan tempat wisata. Maka dari itu, jika hujan lebat turun, sering kali air hujan tidak tertampung dan membuat di daerah dataran rendah banjir.”
Nah, hal seperti ini bukanlah bagian dari memelihara dunia ini, tetapi mengeksploitasi dengan kepentingan diri sendiri, demi keuntungan pribadi. Apa yang sudah Tuhan titipkan di dalam kehidupan kita itu perlu kita pelihara dengan baik. Kita harus maksimalkan dengan baik. Untuk apa? Untuk kemuliaan Tuhan.
Dalam menjaga harmoni kehidupan, kita harus mengingat tanggung jawab kita terhadap lingkungan dan ciptaan Allah lainnya. Allah telah memberikan kita kuasa dengan penuh kasih. Allah memberikan kuasa kepada kita bukan untuk menindas atau mengeksploitasi ciptaan lainnya, tetapi untuk mengelolanya dengan kasih. Kita dipanggil untuk mengasihi sesama makhluk dan dituntut untuk menjunjung tinggi moral dalam mengelola bumi ini.
Maka, ketika kita melakukan aktivitas kita, pekerjaan kita, kita perlu menyadari bahwa kita adalah wakil Allah untuk menjaga hormoni kehidupan. Dan biarlah dalam hidup setiap kita dan segala sesuatu yang kita lakukan. Orang lain dapat melihat dan berkata, “Oh ini loh Allah yang disembah oleh orang Kristen di dalam Yesus Kristus.”
Tuhan Yesus memberkati!