HAVE I?

Sudahkah kamu dipermuliakan? Maksudnya apa sih? Kita akan membahas mengenai hal ini. Dalam Roma 8:13-26 rasul Paulus menjelaskan kebahagiaan yang dirasakan oleh orang percaya. Frasa “Jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris” (ayat 17), sorga merupakan warisan yang diwarisi oleh semua orang-orang percaya. Kedudukan kita sebagai anak-anak Allah menyatakan bahwa kita bukan hanya sekedar pengikut Kristus tetapi juga anak-anak Allah dengan hak istimewa sebagai ahli waris-Nya. Kita adalah anggota keluarga Allah yang dipilih dan dikasihi-Nya.

“Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya.” – Yohanes 1:12

Berdasarkan ayat diatas maka setiap orang yang percaya kepada Allah dan menerima karya Kristus di salib telah mengalami pengampunan dosa dan diberi kuasa menjadi anak-anak Allah. Kita menjadi anak-anak Allah berdasarkan pengangkatan dari Allah sendiri oleh karena karya Anak sulung Allah, yaitu Kristus.

Lalu, apakah yang menjadi bukti bahwa kita adalah anak-anak Allah? Roh Kudus akan memberi kesaksian di dalam hati kita bahwa kita adalah anak-anak Allah (ayat 16). Roh Allah menolong kita untuk mampu dan berani memanggil Allah sebagai Bapa kita (ayat 15). Kita tidak takut lagi karena dosa-dosa kita sudah diampuni. Bukti lain bahwa kita adalah anak-anak Allah yaitu kita mampu untuk hidup tanpa dikendalikan lagi oleh keinginan daging (ayat 13). Sebaliknya Roh Allah-lah yang pemimpin hidup kita (ayat 14) sehingga hidup kita menghasilkan buah (Gal. 5:22-23).

Sebagai anak-anak Allah, kita mengetahui bahwa kita adalah ahli waris Allah, yaitu orang-orang yang berhak menerima segala janji Allah (ayat 17). Janji apa sajakah itu? Yaitu suatu hari kelak kita akan menikmati kemuliaan bersama dengan Kristus di surga, walaupun saat kita masih tinggal di dunia dan kita masih mengalami berbagai penderitaan (ayat 19-24).

Sebagai ahli waris-Nya, kita dikuatkan dan dimampukan untuk berani menghadapi kesengsaraan hidup karena kita yakin pada janji Allah bahwa suatu hari kelak kita akan dibebaskan dari belenggu penderitaan yang memenjara tubuh kita. Dalam situasi yang sangat sulit, Roh Kudus akan menolong kita mengungkapkan keluhan yang tak terucapkan di dalam doa (ayat 26).

Dari perikop ini mengajarkan kita bahwa penderitaan yang kita alami di dunia ini tidaklah sia-sia. Ketika kita mengambil sikap iman dalam penderitaan dan tetap teguh dalam iman kepada Yesus, kita memperoleh persekutuan dengan Dia dalam penderitaan-Nya. Kita tidak dibiarkan sendirian, tetapi Dia selalu ada bersama dengan kita, memberikan kekuatan, kedamaian dan penghiburan bagi kita.

Penderitaan yang kita alami di dunia ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan dalam kita. Perikop ini mengingatkan kita bahwa ada harapan yang pasti di hadapan kita, yaitu kemuliaan abadi bersama dengan Kristus di surga.

Semua ini merupakan bukti bahwa Allah telah memilih dan menetapkan kita sebagai anak-anak-Nya. Tidak ada hal apapun yang terjadi dalam kehidupan kita, yang luput dari kendali Allah. Justru sebenarnya lewat berbagai pengalaman yang Tuhan izinkan terjadi dalam hidup kita, kita belajar mengalami dan menikmati karya Allah dan menikmati kemuliaan-Nya. Kemuliaan itu semakin terasa saat kita bersekutu dengan sesama orang-orang percaya yang adalah ahli waris Kerajaan Sorga. Di dalam persekutuan itu iman kita semakin diteguhkan, pengharapan kita semakin fokus ke depan, dan kasih kita makin nyata di dalam keseharian kita. Oleh karena itu, marilah kita senantiasa hidup dengan kesadaran akan kedudukan kita sebagai ahli waris bersama Kristus dan siap untuk menderita dengan-Nya.

 

Tuhan Yesus memberkati!