HEART OF MAN

Menurut penelitian, tubuh manusia memuat sekitar kurang lebih 100.000 gen. Uniknya, setiap gen memiliki fungsi untuk mengendalikan semua aktivitas yang dilakukan oleh setiap sel tubuh manusia. Gen bekerja tanpa henti setiap detik memberi instruksi kepada sel untuk memproduksi zat-zat yang diperlukan untuk kelangsungan hidup manusia. Akan tetapi, ada unsur lain di dalam diri manusia yang juga bekerja tanpa henti, memberi instruksi kepada manusia tentang bagaimana seharusnya kita bersikap. Unsur tersebut adalah hati manusia.

Hati manusia adalah pusat pengendalian sikap dan darisanalah keluar instruksi yang biasanya kita jalani dengan patuh. Hati mencerminkan siapa kita sesungguhnya. Hati tidak berbohong, namun hati dapat memerintahkan kita untuk berbohong. Hati tidak bisa membunuh, tetapi hati sanggup menyuruh tangan untuk membunuh. Betapa berkuasanya hati! Itulah sebabnya Firman Tuhan mengingatkan kita di dalam Amsal 4:23 yang berkata demikian,

“Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.”

Hati dalam konsep Ibrani adalah pusat keberadaan seseorang, mencakup akal budi, perasaan dan kehendak bahkan kecerdasan. Perkataan dan tindakan akan lahir dari hati seseorang, dan dari situlah terpancar kehidupan. Dalam Perjanjian Lama kata hati muncul 860 kali. Fakta ini menunjukkan pentingnya peranan hati dalam kehidupan spiritual.

Dari hati yang dijaga dengan baik mengalirlah hal-hal yang hidup, buah-buah yang baik bagi kemuliaan Tuhan dan peneguhan bagi orang lain. Ketika kita menjaga hati dengan segala kewaspadaan, kita membiarkan Tuhan membentuk hati kita, kasih kita, ucapan kita dan bahkan tindakan kita. Jika kita bersekutu terus menerus dengan Tuhan maki kita tidak bisa dipengaruhi oleh tipu muslihat si Iblis.

Kita perlu memberi batasan pada keinginan kita dan tidak mengejar semua yang kita lihat. Kita harus tetap fokus pada tujuan utama, yaitu memuliakan Tuhan. Jangan sampai kita teralihkan pada jalan memutar yang mengarahkan pada dosa. Firman Tuhan dalam Lukas 6:45 berkata demikian,

“Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya.”

Karena hati adalah sumber dari segala tindakan yang kita lakukan, maka kita harus menjaganya. Bagaimanakah caranya? Dengan mengisinya dengan kebenaran Tuhan. Roh Kudus yang berdiam di dalam hati kita akan memberikan kita kuasa untuk menghasilkan buah kebenaran seperti yang dikehendaki oleh Tuhan. Mari kita garis bawahi frasa ‘Karena apa yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya’, bukankah berarti orang baik tidak mungkin mengeluarkan perkataan yang buruk, atau orang yang jahat tidak bisa menggunakan perkataan yang baik untuk sesuatu yang jahat? Tidaklah cukup mendengarkan perkataan Kristus saja, tetapi kita harus melakukannya juga. Tidaklah cukup untuk mengaku-ngaku bahwa kita memiliki hubungan dengan-Nya, tetapi kita juga harus mentaati perintah-Nya.

Marilah kita menjaga hati kita dengan mengikuti teladan yang Tuhan Yesus lakukan. Dia secara rutin memiliki waktu sendiri untuk berdoa (Mrk. 1:35; Luk. 11:1). Dan marilah kita juga berdoa, meminta Tuhan yang senantiasa memenuhi hati kita, sehingga hati kita memiliki hati yang tulus, dan membiarkan Tuhan senantiasa menyelidiki hati kita (Mzm. 139:23-24).

 

Tuhan Yesus memberkati!