Firman Tuhan berkata demikian,

“Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada gunanya lagi selain dibuang dan diinjak orang.” – Matius 5:13

Dari mana dunia dapat mengetahui yang sesungguhnya menjadi murid Tuhan? Tentu dari cara hidup orang yang meneladani Kristus. Dari ayat di atas, kita dapat mengetahui bahwa kita orang percaya dikatakan sebagai garam dunia. Garam berguna untuk memberi rasa pada masakan, berguna untuk menjadi pengawet makanan, dan kandungan di dalamnya memiliki nutrisi yang penting bagi tubuh manusia. Memberi rasa yang dimaksud adalah dimana pun kita berada, setiap orang seharusnya dapat merasakan Kristus yang ada di dalam diri kita. Mereka dapat merasakan kasih-Nya, sukacita-Nya, damai sejahtera-Nya, kesabaran-Nya, kemurahan-Nya, kebaikan-Nya, kesetiaan-Nya, kelemahlembutan-Nya dan penguasaan diri-Nya (Gal. 5:22). Sebagai pengawet maksudnya adalah kita sebagai orang percaya harus berfungsi untuk mencegah kebusukan dan kebobrokan moral yang semakin merajalela. Kita harus menghadirkan kehidupan yang menyaksikan Kristus, sehingga orang-orang yang tidak percaya rindu untuk mengenal Allah. 

Jika kita yang seharusnya mengasinkan orang lain, telah menjadi hambar, kosong dalam kehidupan rohani. Tidak ada sukacita dan semangat hidup, maka kita tidak dapat menajdi berkat bagi orang lain, tidak ada gunanya lagi.

Sebagaimana garam yang memberi dan menambah rasa nikmat dalam setiap masakan, begitu juga dengan kehidupan kita sebagai orang percaya seharusnya senantiasa mampu memberikan pengaruh yang baik dan menjadi berkat bagi orang-orang yang ada di sekitar kita, melalui pikiran kita, perkataan kita dan juga perbuatan kita.  Marilah kita menjadi garam dunia di tengah masyarakat dalam kegiatan apapun sehingga nama Tuhan senantiasa dipermuliakan.

Tuhan Yesus memberkati!