JESUS STILL PRESENT

            Dalam beberapa waktu terakhir ini saya terus menahan diri untuk sharing kesaksian dalam forum besar di ibadah sekalipun ada dorongan dalam hati saya, karena saya merasa cerita saya bukanlah cerita yang wah, atau cerita yang menunjukkan sesuatu hal yang luar biasa. Tapi ada waktu dimana sharing Mimi meneguhkan saya untuk sharing, yaitu sekalipun hal yang kita hadapi belum ada jalan keluar, tapi terkadang sharing kita bisa menjadi berkat bagi orang lain yang sedang mengalami proses yang sama.

            Proses ketika saya dalam ke Manila cukup membuat saya bertanya akan banyak hal pada Tuhan. Setelah 2 tahun berdoa untuk berpindah profesi dan lanjut studi, akhirnya saya memutuskan untuk resign dari profesi saya sebelumnya dan melanjutkan studi di konseling. Namun tepat setelah resign, saya mendapat info bahwa saya tidak bisa langsung berangkat ke Manila karena masih ada lockdown di Manila. Hal tersebut membuat saya harus kembali ke rumah orang tua dan mengikuti perkuliahan secara online selama 1 tahun. Setelah 1 tahun, akhirnya program hybrid pun dibuka. Dengan motivasi untuk menyelesaikan studi secepat-cepatnya, saya berangkat ke Manila untuk mengikuti kuliah secara langsung. Namun baru seminggu sampai di Manila saya sudah punya beberapa kendala terkait visa dan hal-hal birokrasi lain di kampus.

            Dua bulan pertama di Manila mengingatkan saya dengan awal-awal saya resign dari kerja, ada begitu banyak hal yang terjadi diluar rencana saya. Saya mulai mempertanyakan, kenapa Tuhan ijinkan ini? Toh keputusan ini hal yang saya sudah doakan dan pertimbangkan selama 2 tahun. Toh motivasi dari keputusan ini adalah untuk mengerjakan panggilan yang Tuhan kasih. Namun kenapa prosesnya seperti dipersulit? Apakah saya salah mengambil keputusan? Singkat cerita, dengan proses adaptasi yang juga tidak mudah untuk saya, saya sekarang genap 5 bulan di Manila. Perlahan-lahan saya mulai bisa membaca situasi dan mulai beradaptasi dengan lingkungan dan kampus, saya mulai bisa menikmati hal-hal kecil di kota ini.

            Beberapa waktu lalu saya mengikuti silent retreat yang diadakan kampus, di silent retreat tersebut saya sangat terberkati dengan waktu refleksi pribadi dengan Tuhan. Ada beberapa hal yang Tuhan bukakan lewat devotion pribadi kepada saya. Bahwa betapa fokus saya kepada masalah membuat saya lupa akan hal-hal yang sebelumnya saya nikmati dengan Tuhan. Dulunya saya sangat menyukai journaling, namun semenjak resign tidak pernah lagi saya lakukan. Dulunya saya menikmati waktu ngobrol dengan Tuhan walau hanya dengan duduk diam di alam, namun sudah jarang saya lakukan sejak sampai di Manila. Terlalu banyak hal yang saya urus, sehingga Tuhan tidak punya ruang dalam jadwal hidup saya. Dalam devotion tersebut Tuhan seperti berbicara kepada saya, kalau selama ini saya sudah berjalan jauh dengan tas besar seperti seorang backpacker, maka sekarang saya boleh meletakkan tas tersebut dan menikmati proses ini bersama-sama dengan Tuhan, saya tidak harus melewati semua sendiri. Hal ini menjadi penghiburan buat saya, dengan “tenaga” yang baru saya berpikir kedepannya perjalanan studi saya akan seru dan mudah.

            Baru seminggu setelah saya semangat pulang dari retreat, saya mendapat kabar yang tidak mengenakkan dari kampus. Kabar tersebut berdampak negatif buat saya, dan lagi-lagi saya down dan heran. Kenapa? Apa yang salah dari saya? Kenapa saya harus dirugikan dengan kejadian yang terjadi di orang lain? Kenapa harus dengan proses seperti ini? Tapi kali itu Tuhan tidak kasih jawaban penghiburan. Melalui bible reading Tuhan bilang, “ada hal-hal yang kamu ga perlu tahu alasannya, terkadang kamu hanya perlu taat untuk melangkah sejauh mana kaki kamu aku arahkan untuk melangkah. Kalau Aku tunjukkan setapak, maka bagian kamu adalah taat untuk jalan setapak. Bagian dari proses adalah taat sekalipun kamu ga paham.” Hal ini bukanlah penghiburan buat saya, Karena masalah saya belum selesai. Tapi, entah kenapa rasa kesal saya hilang. Saya sedih, tapi juga damai sejahtera, dengan tau bahwa Tuhan ternyata ada dan Dia tau kalau saya ada dalam fase yang tidak mengenakkan seperti ini.

            Saya tertegur dengan betapa saya mudah untuk kehilangan fokus terhadap kebaikan Tuhan ketika saya sedang tidak baik. Harusnya saya sadar sekalipun saya sedang dalam masalah seperti ini, tidak sekalipun sebenarnya Tuhan tinggalkan saya. Tidak satu pun kebutuhan hidup saya diabaikan sama Tuhan. Tuhan menunjukkan keberadaanNya dengan hadir lewat 2 atau 3 orang  yang menunjukkan kepedulian mereka secara pribadi kepada saya. Seperti sebuah perjalanan yang bila ingin diselesaikan maka harus dijalani, maka saya memutuskan untuk terus berjalan ditengah masalah yang ada. Selama Tuhan ada dalam perjalanan yang penuh masalah ini, maka saya tahu tidak akan ada hal yang berbahaya yang akan terjadi kepada saya. Kesempatan saya untuk setia kepada Tuhan yang sudah terlebih dahulu setia kepada saya adalah tetap setia pada-Nya disaat saya sedang didalam musim hidup yang tidak mudah. Saya berharap teman-teman yang juga sedang berusaha survive ditengah musim hidup yang tidak mudah, mendapatkan kekuatan dan pengharapan untuk bisa terus tetap percaya pada hatinya Tuhan sekalipun kita ga bisa lihat bagaimana tangan Tuhan sedang bekerja saat ini. God bless!!