“Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.”

Tuhan Yesus menggunakan perumpamaan cahaya ini untuk menggambarkan peran kita dalam kerajaan-Nya. Kita sebagai orang percaya adalah terang dunia. Oleh karena itu kita berfungsi seperti mercusuar.

                Perbaikan demi perbaikan terus dilakukan untuk mengembangkan mercusuar. Lensa bergulir telah dikembangkan untuk memantulkan cahaya yang dihasilkan secara internal lebih jauh ke dalam kegelapan. Demikian juga kita harus memantulkan cahaya di tengah kegelapan dunia.

Mercusuar ini mengingatkan kita akan kasih Tuhan. Bagaikan cahaya yang bersinar terang, kasih-Nya mampu menjangkau dan menembus kegelapan badai apa pun.

                Mari, jadilah mercusuar-mercusuar modern yang terus memancarkan terang. Baik melalui pikiran, tutur kata dan tingkah laku kita sehari-hari. Karena terang itu bersifat proaktif. Terang dapat mengusir kegelapan. Terang dapat menembus dan menghalau kegelapan, tetapi kegelapan tidak dapat mengalahkan cahaya.

Tuhan Yesus memberkati!