Skip to content

NAVIGATING THE UNKNOWN

Hi ICFers! 

Pernahkah saudara berpikir, apa yang menjadi tujuan dibangunnya jalan tol? Atau mengapa saudara ketika ingin pergi ke suatu tempat yg jauh, lebih memilih untuk masuk jalan tol? Ya, menurut Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tujuan penyelenggaraan tol yaitu: (1) Perjalanan menjadi lebih cepat, (2) distribusi barang dan jasa menjadi lancar guna menunjang pertumbuhan ekonomi, (3) meningkatkan pemerataan hasil bangunan.  

Tidak jarang pun di antara kita ketika masuk ke jalan tol memiliki harapan bahwa kita dapat sampai di tempat tujuan lebih cepat, kita dapat terhindar dari kemacetan, tetapi tidak jarang juga berakhir dengan kekecewaan. Sebab tidak sedikit juga, jalan tol yang bertujuan untuk membuat perjalanan menjadi lebih cepat, justru tetap macet juga. Ternyata jalan tol yang kita pikir dapat membawa kita lebih cepat sampai pada tujuan, tidak dapat menjamin bahwa kita akan sampai ke tempat tujuan dengan lebih cepat daripada menggunakan jalan biasa.  

Tahukah saudara bahwa Firman Tuhan yang akan kita bahas hari ini pun Tuhan tidak memilih jalan tol/jalan pintas dari Mesir ke tanah Perjanjian bagi bangsa Israel saat itu? Kira-kira mengapa 

Keluaran 13:17 -18 

Setelah Firaun membiarkan bangsa itu pergi, Allah tidak menuntun mereka melalui jalan ke negeri orang Filistin, walaupun jalan ini ke yang paling dekat; sebab firman Allah: Jangan-jangan bangsa itu menyesal, apabila mereka menghadapi peperangan, sehingga mereka kembali ke Mesir. Tetapi Allah menuntun bangsa itu berputar melalui jalan di padang gurun menuju ke Laut Teberau. Dengan siap sedia berperang berjalanlah orang Israel dari tanah Mesir.  

Dari sini kita dapat melihat dengan jelas bahwa Allah sendiri yang berinisiatif untuk memutar rute perjalanan Israel. Perjalanan bangsa Israel dari Mesir menuju tanah perjanjian sebenarnya dekat jika melalui jalan ke negeri orang Filistin. Tetapi walaupun alasannya tidak terlihat secara detail, tetapi Musa mencatat perkataan Allah yaitu Jangan-jangan bangsa itu menyesal, apabila mereka menghadapi peperangan, sehingga mereka kembali ke Mesir. 

Bayangkan bangsa Israel yang baru saja keluar dari Mesir, mereka yang 430 tahun menjadi budak di Mesir . Mereka tidak pernah mengalami pendidikan militer, atau pelatihan untuk berperang selama di Mesir, jika mereka langsung diperhadapkan dengan perang, mungkin mereka akan menjadi kaget, takut dan ingin kembali ke Mesir. Dari sini kita dapat melihat kasih Allah dinyatakan dalam rencana-Nya. Allah mengetahui kemampuan dan kapasitas bangsa Israel.  

 Dia tahu jalan mana yang terbaik yang harus dilalui oleh bangsa Israel. Musa membawa tulang-tulang Yusuf, sebab tadinya Yusuf telah menyuruh anak-anak Israel bersumpah dengan sungguh-sungguh: Allah tentu akan mengindahkan kamu, maka kamu harus membawa tulang-tulangku dari sini. Demikianlah mereka berangkat dari Sukot dan berkemah di Etam, di tepi padang gurun. Tuhan berjalan di depan mereka, pada siang hari dalam tiang awan dan pada waktu malam dan tiang api untuk menerangi mereka, sehingga mereka dapat berjalan siang dan malam. Dengan tidak beralih tiang awan itu tetap ada pada siang hari dan tiang api pada waktu malam di depan bangsa itu. (Kel. 13:20-22)  

Tiang awan dan tiang api menunjukkan kehadiran Tuhan di tengah-tengah bangsa Israel. Dia tidak pernah meninggalkan kita sekalipun dengan tidak beralih –> He did not take a way menunjukkan penyertaan-Nya yang sempurna, Dia tidak pernah meninggalkan kita sekalipun. Dia ada pada waktu siang maupun malam 

Tiang awan, bertujuan untuk memberikan perlindungan dari teriknya matahari di padang gurun. Sedangkan tiang api bertujuan untuk memberi petunjuk arah jalan, memberi penerangan dan penghangat badan pada dinginnya udara malam.  

Tiang awan dan api membuktikan bahwa bangsa Israel tidak berjuang sendirian. Allah hadir di dalam segala musim kehidupan kita. Musim seperti apa yang sedang saudara alami di dalam kehidupan saudara? Hal apa yang sedang mengganggu pikiran saudara saat-saat ini? Di antara kita mungkin banyak yang sedang mengalami ketidakpastian. Ketidakpastian akan pekerjaan, ketidakpastian akan pendidikan, ketidakpastian akan bisnis atau usaha, ketidakpastian ekonomi, ketidakpastian akan hubungan atau pasangan hidup, dan masih banyak ketidakpastian lainnya. Ada banyak hal yang membuat kita menjadi khawatir saat ini, karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Pada dasarnya manusia mengharapkan dan membutuhkan kepastian. Hari ini kita akan melihat Kepastian di tengah ketidakpastian: 

  • Kepastian Tuhan yang pegang kendali kehidupan (Kel. 13:21a), aku akan menyertai (Kel 3:12; 4:12; 4:15; 10:10; 18:19) 

  • Kepastian Tuhan hadir dan menyediakan (Kel. 13:21a-22) 

Saudara, percayalah bahwa Tuhan hadir di sana! Dia hadir di segala musim kehidupan saudara! Kehadiran-Nya membuat kita dapat berjalan. ‘…pada siang hari dalam tiang awan untuk menuntun mereka di jalan danpada waktu malam dan tiang api untuk menerangi mereka, sehingga mereka dapat berjalan siang dan malam.” 

Tetapi kita pun perlu menyadari bahwa ketika Tuhan memutar rute bangsa Israel dari jalan ke negeri orang Filistin, kejalan di padang gurun ke Laut Teberau, tidak berarti menghindarkan mereka dari berbagai kesulitan atau ujian. Sebab, Tuhan tidak pernah menjanjikan keadaan yang selalu mudah, jalan yang selalu mulus, lancar dan nyaman. Tuhan tidak berjanji langit selalu biru. Tuhan tidak pernah menjanjikan bahwa ketika kita percaya kepadanya maka kita tidak akan mengalami masalah atau ujian. Setiap hari kita akan diperhadapkan dengan berbagai macam ujian yang bisa saja memancing emosi kita, membuat kita takut dan khawatir bahkan mungkin tidak sedikit diantara kita juga yang bersungut-sungut dan mengeluh 

Pada rute ini, bangsa Israel pun mengalami banyak sekali ujian. Dan kita akan melihat bagaimana respon bangsa Israel ketika mengalami tantangan yang baru? Walaupun bangsa Israel telah menyaksikan tulah-tulah luar biasa yang telah ditimpakan kepada bangsa Mesir, dan mereka diluputkan dari tulah-tulah itu, iman mereka harus terus dilatih untuk terus percaya dan bersandar kepada Allah. Itulah sebabnya Allah memakai kekerasan hati Firaun untuk mengejar mereka (Kel. 14:4,8,17). Allah membuat Firaun menyesali keputusannya dengan membiarkan bangsa Israel keluar dari Mesir. Oleh sebab itu ia meminta pasukannya untuk mengejar mereka. Ada 600 kereta yang terpilih, masing-masing lengkap dengan perwiranya untuk mengejar bangsa Israel. 

Ketika Firaun telah dekat, orang Israel menoleh, maka tampaklah orang Mesir bergerak menyusul mereka. Lalu sangat ketakutanlah orang Israel dan mereka berseru-seru kepada TUHAN, dan mereka berkata kepada Musa: “Apakah karena tidak ada kuburan di Mesir, maka engkau membawa kami untuk mati di padang gurun ini? Apakah yang kauperbuat ini terhadap kami dengan membawa kami keluar dari Mesir? Bukankah ini telah kami katakan kepadamu di Mesir: Janganlah mengganggu kami dan biarlah kami bekerja pada orang Mesir. Sebab lebih baik bagi kami untuk bekerja pada orang Mesir dari pada mati di padang gurun ini.”  Keluaran 14:10-12 

Dari ayat di atas kita dapat melihat respon bangsa Israel ketika diperhadapkan dengan suatu masalah. Dengan cepat mereka menyalahkan orang lain dan bersungut-sungut. Seberapa banyak di antara kita yang masih suka melakukan hal demikian? Ketika kita diperhadapkan dengan suatu masalah, dengan cepat kita menuduh dan menyalahkan orang lain, kemudian bersungut-sungut. Jika kita melakukan hal demikian, bukankah kita sama dengan bangsa Israel? Mereka dengan mudah melupakan pertolongan Tuhan. Mereka lupa bahwa mereka memiliki Allah yang besar dan berkuasa. 

Kemudian Allah berkata melalui Musa,  Tetapi berkatalah Musa kepada bangsa itu: “Janganlah takut, berdirilah tetap dan lihatlah keselamatan dari TUHAN, yang akan diberikan-Nya hari ini kepadamu; sebab orang Mesir yang kamu lihat hari ini, tidak akan kamu lihat lagi untuk selama-lamanya. TUHAN akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja.”  Keluaran 14:13  

Ketika kita menghadapi berbagai ketidakpastian dunia, beginilah respon Tuhan: Dia memberikan ketenangan, memberikan keselamatan, bahkan kita akan diam saja dan menyaksikan perbuatan ajaib yang Dia kerjakan di dalam hidup kita.  

Oleh sebab itu, sekalipun kita merasa ada banyak sekali ketidakpastian di dalam hidup kita, even we are navigating into the unknown direction, percayalah: Tuhan yang memegang kendali kehidupan kita, Dia selalu hadir dalam segala musim kehidupan kita, Dia yang akan berperang bagi kita. Marilah kita belajar bersyukur dalam segala hal, tidak bersungut-sungut. Mari ingat kembali pertolongan Tuhan yang telah Dia lakukan dalam kehidupan kita. 

Sebab hidup ini, “Bukanlah tentang seberapa jauh kita berjalan, tetapi dengan siapa kita berjalan.” 

Sudahkah saudara melibatkan Tuhan untuk terus berjalan bersama-sama dengan kita?