Skip to content

PERSEKUTUAN DOA MENJELANG PENCURAHAN ROH KUDUS

Hello ICFers, beberapa waktu lalu ICF mengadakan Persekutuan Doa Menjelang Pencurahan Roh Kudus pada tanggal 19 Mei – 27 Mei 2023. Bersyukur ada banyak sekali jemaat yang menghadiri persekutuan doa ini, mereka yang begitu haus dan rindu untuk bersekutu dengan Tuhan bersama di gereja bersama komunitas yang sehat.

Bersyukur bahwa melalui persekutuan doa ini kita semua dapat belajar banyak hal mengenai pribadi Roh Kudus, kita belajar peranan Roh Kudus di dalam kehidupan kita, dan juga bahwa kita dapat berinteraksi dengan Roh Kudus. 

Pada hari pertama dalam persekutuan doa, kita dapat belajar “Who am I? – Holy Spirit” bahwa Roh Kudus merupakan pribadi Allah bagian dari Allah Tritunggal. Kemudian di hari kedua kita belajar tentang “I am Able” bahwa setiap kita adalah bagian dari pekerjaan Roh Kudus, asalkan kita (1) mau, (2) mencari, dan (3) bertekun. Karena bukan lagi soal kita, tetapi siapa yang ada di dalam kita. Saat Roh Kudus ada di dalam hidup kita, maka kita dapat melakukan hal-hal yang luar biasa.

Hari ketiga kita belajar mengenai “Teammate” bahwa Roh Kudus selalu ada bersama-sama dengan kita kemana pun kita pergi dan berada, bahkan Dia tinggal di dalam kita. Kita juga dapat mengetahui peranan Roh Kudus (Yoh. 16:8; Titus 3:5; 1 Sam. 10:6; Yoh. 16:13; Ef. 1:17-18; Rm. 8:26; Mzm. 139:7. Lalu apa yang dapat kita lakukan bersama rekan kerja kita/teammate kita? Membangun hubungan intim dengan Roh Kudus sehingga kita mengetahui apa yang menjadi keinginannya dan juga tujuannya.

Hari keempat kita belajar mengenai “Fruitful(ness)” bahwa kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan dan penguasaan diri merupakan satu kesatuan di dalam buah Roh. Dan seluruh sifat itu seharusnya dimiliki oleh setiap kita orang percaya. Kita diingatkan kembali untuk terus memberikan diri kita untuk senantiasa dipimpin oleh Roh Kudus sehingga buah Roh tersebut dapat kita alami, kita rasakan bahkan juga dapat dirasakan oleh orang-orang di sekitar kita.

Hari kelima kita belajar tentang “Spiritual Gift” bahwa karunia roh adalah kapasitas rohani, kemampuan rohani atau anugerah rohani, artinya diberikan secara instan dan juga cuma-cuma. Tujuan utama dari karunia roh yaitu supaya dapat melengkapi sesama kita. Buah roh (1) berhubungan dengan karakter seseorang, (2) penerimaan buah roh membutuhkan proses, (3) dapat diterima oleh siapa saja. Sedangkan karunia rohani (1 Kor. 12:8-10; Rm. 12:7; Ef. 4:11) bahwa (1) kemampuan rohani seseorang, seperti apa yang ada di dalam Tuhan, (2) dapat diterima secara instan, (3) setiap orang memiliki karunianya masing-masing. Dari sini kita belajar bahwa karunia roh itu diberikan bukan dihasilkan dan karunia roh itu bukan tujuan utama kita untuk beribadah (Kis. 2:38-39).

Kemudian hari keenam kita belajar mengenai “Duka” bahwa saat Paulus menyampaikan firman Tuhan di Efesus 4:17-32 dengan otoritas yang dari pada Allah (ay. 18). Dari sini kita diingatkan untuk tidak lagi mendukakan Roh Kudus, dengan membuang seluruh kebiasaan, dan karakter kita yang lama yang di dalam gelap. Kita harus menanggalkan seluruh cara hidup kita yang lama, karena kita telah dimaterikan sebagai miliki-Nya. Kita juga diingatkan untuk bersabar seorang terhadap yang lain dan juga mengampuni seorang terhadap yang lain, sebagaimana Kristus telah mengampuni kita.

Hari ketujuh kita belajar mengenai “Unforgivable Sin” bahwa ada satu dosa yang tidak dapat diampuni yaitu menghujat Roh Kudus. Menguhujat artinya dilakukan dengan penuh kesadaran, berlawanan dengan kebenaran Tuhan dan dilakukan dengan sengaja. Menolak kebenaran artinya tidak mau menerima Kristus dan tidak mau melihat Yesus. Kita belajar bahwa Roh Kudus juga memiliki perasaan.

Dan hari yang terakhir kita belajar mengenai “Keep in Step with The Spirit”. Penjelasan Firman Tuhan ini disampaikan dengan ilustrasi game yang dipimpin oleh Ptr. Redy Stevanus yang memilih beberapa orang untuk ditutup matanya dan mendengarkan pasangannya yang mengarahkan ke suatu tempat di saat yang bersamaan. Game ini cukup sulit dilakukan karena begitu banyak orang yang berbicara dengan suara yang keras, sehingga orang-orang yang ditutup matanya kesulitan untuk fokus pada suara pasangannya. Begitu juga dengan kehidupan kita, di tengah-tengah banyaknya suara dan godaan di dunia ini yang mencoba untuk menjauhkan dan menjatuhkan kita ke dalam dosa. Kita harus tetap peka pada suara Roh Kudus. Oleh sebab itu kita harus terus menjaga relasi kita dengan Tuhan, sehingga kita terus diperikan kepekaan untuk mendengarkan suara-Nya. Sebab jika kita tidak mau mendengarkan Roh Kudus, maka hati kita akan menjadi tumpul. 

Pada akhirnya kita mendapatkan kesimpulan firman Tuhan yang disampaikan oleh Ptr. Redy Stevanus pada saat Pentakosta bahwa (1) Roh Kudus dicurahkan untuk memberdayakan kita sebagai saksi Kristus. Saat kita merasa khawatir, berarti kita sedang mengandalkan diri kita sendiri. (2) Roh Kudus dicurahkan untuk menyadarkan manusia akan dosa dan pentingnya pertobatan. (3) Roh Kudus dicurahkan untuk melanjutkan misi Allah mengenai penyelamatan untuk manusia dari cengkraman dosa (Kis. 2:39).

Dari seluruh rangkaian persekutuan doa dan juga ibadah Pentakosta ini kita belajar bahwa Tuhan memakai setiap kita orang percaya untuk menjadi saksi-Nya, baik saat ini hingga Tuhan Yesus datang yang ke dua kalinya. Mari terus bertumbuh bersama di dalam komunitas ICF Makati, sehingga kita dapat mengenal Kristus lebih dalam lagi dan juga dapat mengalami kuasa dan pekerjaan Tuhan di dalam kehidupan kita. Tuhan Yesus memberkati.