PRIBADI RENDAH HATI

Berbicara mengenai rendah hati, teringat akan seorang tokoh dalam Alkitab yang memiliki perjalanan hidup begitu mempesona dan menginspirasi yaitu Daud. Firman Tuhan dalam Kisah Para Rasul 13:22 mengatakan demikian,

 

“Setelah Saul disingkirkan, Allah mengangkat Daud menjadi raja mereka. Tentang Daud Allah telah menyatakan: Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku.”

 

Dari ayat di atas, Paulus membandingkan antara Saul dan Daud, bahwa Saul telah disingkirkan Allah, kemudian mengangkat Daud sebagai raja karena Allah mendapati dia sebagai seorang yang berkenan di hati-Nya. Berbicara mengenai berkenan, berarti ada sesuatu yang dilakukan oleh Daud, sehingga ia dikatakan seorang yang berkenan di hatinya Tuhan. Berikut bebrapa hal yang dapat kita pelajari tentang kerendahan hati dari perjalanan hidup Daud:

 

Daud merupakan anak bungsu Isai, keluarga Yehuda. Saat kakak-kakaknya menjadi prajurit Kerajaan, Daud hanyalah seorang gembala domba. Saat Daud berusia tujuh belas tahun, ia diurapi Samuel dengan minyak untuk menjadi raja Israel selanjutnya, tetapi Daud tidak pernah memberitahukan kepada siapapun. Setelah diurapi Dia kembali menggembalakan domba. Dari sini kita dapat melihat bagaimana Daud adalah pribadi yang rendah hati, walaupun dia yang diurapi oleh Samuel, tetapi dia tidak menjadi sombong.

Dalam perjalanan hidupnya, Daud mengalami berbagai tantangan dan musibah. Namun, ia selalu bergantung kepada Tuhan dalam segala hal. Daud mengerti bahwa hanya bersama Tuhan, ia dapat menghadapi segala rintangan. Kemudian, suatu hari ketika Daud membawakan makanan kepada kakak-kakaknya ke kamp tentara. Saat itu juga dia mendengar tantangan Goliat. Daud bertanya mengapa tidak ada yang membela Israel, bahkan kakak-kakaknya marah dan menyuruhnya untuk kembali mengembalakan domba. Tetapi Daud tahu bahwa Tuhan akan membela Israel. Lalu Daud mengalahkan Goliat. Daud menyadari bahwa yang membuat Dia dapat mengalahkan Goliat adalah kuasa dan perkenanan Tuhan.

 

Awalnya Saul senang, hingga Saul mengangkat Daud menjadi kepala prajurit. Namun, oleh karena ia telah mengalahkan Goliat, rakyat menjadi menyukai Daud. Hal itulah yang membuat Saul cemburu dan ingin membunuh Daud. Lalu Daud kabur, tetapi ada suatu kesempatan yang dapat membuat Daud bisa membunuh Saul, tetapi dia tidak melakukannya. Daud menghargai otoritas dan ia menyadari bahwa Saul adalah orang yang diurapi Tuhan juga, oleh karena itulah dia tidak mau membunuhnya.

Tetapi Daud bukanlah pribadi yang sempurna yang tidak pernah melakukan dosa. Dia pernah jatuh dalam dosa. Ketika ia melakukan dosa dengan kasus Batsyeba dan Uria (2 Sam. 1-27). Saat nabi Natan menegur dan mengoreksi kesalahannya, Daud segera menyesal dan memiliki keberanian untuk bertobat. Ia tidak menghalangi ataupun membela diri. Kerendahan hati dan kerelaan Daud untuk mengakui kesalahan dan dosanya membuat dia berkenan di hati Tuhan.

 

Melalui perjalanan hidup Daud, kita diajarkan untuk memiliki kerendahan hati dalam mengakui kedudukan kita sebagai pribadi yang tidak bisa hidup tanpa bergantung sepenuhnya kepada Tuhan. Kita juga dapat belajar untuk rendah hati dalam menerima nasihat dan juga teguran. Belajar untuk menghargai otoritas dan juga belajar dengan rendah hati menerima konsekuensi atas tindakan kita. Kita juga belajar ketika kita melakukan kesalahan, kita harus dengan rendah hati mengakuinya dan segera bertobat. 

Marilah kita menjadi pribadi-pribadi yang rendah hati sehingga Allah pun mendapati kita sebagai anak-anak yang berkenan di hati-Nya.

 

Tuhan Yesus memberkati!