RAISING KIDS IN DIGITAL ERA

 

Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu. (Amsal 22:6).

Ketika bermain dan bercakap-cakap dengan seorang anak kecil, kita merasakan ketulusan dan melihat kepolosan mereka. Perkembangan mereka secara fisik dan kemampuan berpikir, berbicara, dan merespon seringkali membuat kita takjub. Mereka seperti malaikat kecil yang dikirim ke bumi untuk menceriakan keluarga.

Tetapi kondisi itu tidak utuh, karena kadangkala, tanpa diajari, mereka dapat melakuan hal-hal yang tidak baik. Ya, natur dosa yang terpatri membuat mereka bertumbuh menjadi dewasa dengan banyak sisi gelap. Sungguh disayangkan. Dan kita adalah bagian dari orang dewasa itu, sekaligus bagian dari yang mendampingi anak-anak di sekitar kita seiring mereka bertumbuh dewasa.

Orangtua berusaha agar anak-anak berkembang sesuai harapan. Secara tidak sadar, pengalaman dan perkembangan zaman menjadi faktor utama yang kita pakai. Satu diantaranya adalah perkembangan digital!

Baikkah itu? Ya dan Tidak. Perkembangan digital itu sendiri bukan dasar kita menilai, tetapi kebutuhan dan hak anaklah yang seharusnya menjadi fokus dan pagar dalam mengasuh anak-anak. Kebutuhan dan hak untuk menjadi seorang yang utuh, yang terpenuhi kebutuhan fisiknya, mentalnya, sosialnya, inteletualnya, dan spiritualnya. Kita perlu aware, apakah perkembangan digital menolong anak-anak memenuhi kebutuhan fisiknya? Ya, mungkin bisa menolong ketangkasan lewat games. Tidak, jika terlalu lama terpapar ke mata. Baik untuk perkembangan mental? Ya, jika didampingi dan diberikan pengertian. Tidak, jika terpapar rekaman yang tidak proper. Baik untuk sosialnya? Ya, jika dalam konteks pembelajaran bersama. Tidak, jika itu menjauhkannya dari sesamanya.

Ini hanya sebagian aspek dan sebagian jawaban untuk ‘ya’ dan ‘tidak’. Ada banyak hal yang perlu disadari dan pelajari oleh para orangtua untuk menghasilkan generasi yang sehat dan utuh. Keterbatasan kita karena pengalaman masa lalu yang menghasilkan sisi gelap kita dapat berakibat lebih buruk pada anak-anak. Ini menjadi Pe-er kita untuk mentransformasi diri dan bersedia untuk belajar dari berbagai sumber yang telah banyak tersedia. Transformasi diri bukan hanya untuk kebaikan diri sendiri, tetapi juga bagi sesama dan terlebih bagi anak-anak yang dianugerahkan bagi kita.

Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya,..( Amsal 22:6a), sehingga orang-orang muda itu akan seperti Yesus yang makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia (Lukas 2:52).

Tuhan Yesus memberkati!