MENJADI DUTA KRISTUS

Shalom, perkenalkan namaku Mawar, aku bekerja di salah satu perusahaan ternama di Indonesia. Saat ini aku sedang berada di puncak karirku, atasanku tiada hentinya memuji kinerjaku. Aku merasa hidupku saat ini adalah yang terbaik yang pernah aku rasakan. Aku bekerja 6 hari dalam seminggu, lalu di hari Minggu aku selalu hadir di kebaktian gereja kami. Akupun juga seseorang yang sangat menjunjung tinggi profesionalitas, semua rekan kerjaku selalu kuperlakukan dengan se-profesional mungkin. Setiap ada ajakan untuk makan bersama setelah kerja, pasti aku tolak karena kesibukanku yang luar biasa dan aku lebih memilihi OT atau Overtime untuk dapat melanjutkan tugas esoknya dengan lebih maksimal. Namun, terkadang aku merasa hampa, atau seperti ada sesuatu yang kurang yang mungkin sampai saat ini belum kusadari.

Teman-teman, kira-kira dari ilustrasi diatas, mengapa Mawar merasakan kehampaan? Bukankah karirnya sudah berjalan dengan maksimal?

Nah, memang betul Mawar memiliki karir yang luarbiasa. Namun, sikap profesionalitas dari Mawar inilah yang menghambat pekerjaan Tuhan terlaksana di lingkungan pekerjaannya. Kerja keras dengan memberikan yang terbaik adalah hal yang baik, tapi apakah pernah kita berpikir bahwa ladang pekerjaan kita adalah ladangnya Tuhan? Mungkin banyak diantara kita yang saat ini bekerja keras banting tulang demi menghidupi diri dan keluarga saat ini, namun jangan sampai kita lupa bahwa potensi untuk menarik jiwa dan melayani Tuhan didalam lingkungan pekerjaan kita sangat besar lho!

Di dalam kitab Matius 28:19-20, itu adalah mandat terakhir dari Tuhan untuk kita semua orang percaya. Yaitu dengan menjadi duta Kristus dan membawa teman-teman kita untuk menjadi percaya. Dimanapun kita bekerja, apapun yang kita lakukan, pasti akan selalu ada kesempatan dimana kita bisa berbagi Firman Tuhan ke orang-orang disekitar kita. Marilah kita terus bekerja dengan giat (Kolose 3:23) dan juga menjadi contoh dengan memancarkan kasih Kristus didalam hidup kita.

Tuhan Yesus memberkati!