SALAH GA SIH?

 

“Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan. – 1 Timotius 6:9 

Pernahkah saudara mendengar bahwa ada 3 hal yang dapat menghancurkan kehidupan seseorang? 3 hal tersebut ialah; harta, tahta, dan wanita. Minggu ini kita bersama-sama membahas mengenai “harta dan tahta”. Apakah memiliki kedua hal tersebut adalah hal yang keliru? Apakah harta dan tahta dapat membawa kita jatuh ke dalam dosa? 

Harta dan tahta adalah sepenuhnya anugerah yang Tuhan berikan kepada manusia. Maka dari itu, harta dan tahta bukanlah hal yang keliru. Dalam Perjanjian Lama, Kitab Pengkhotbah 5: 19 dikatakan, “Setiap orang yang dikaruniai Allah kekayaan dan harta benda dan kuasa untuk menikmatinya, untuk menerima bahagiannya, dan untuk bersukacita dalam jerih payahnya — juga itu pun karunia Allah.” Allah ingin kita memandang apa yang kita miliki (terlepas dari banyak atau sedikit) sebagai anugerah yang Tuhan berikan kepada kita. Oleh karena itu, kita patut bersuka atas apa yang Ia berikan dan percayakan kepada kita saat ini. Kendati demikian, Pengkhotbah 6 melengkapi bahwa kedua hal tersebut (harta dan tahta) tidak dapat dijadikan sebagai sumber sukacita. Kita hendaknya lebih fokus kepada Sang Pemberi ketimbang dengan pemberian-Nya. Rasa puas dalam diri kita dapat timbul ketika kita menyadari bahwa di dalam Allah, kita memiliki semua yang kita perlukan. Kemakmuran tidak selalu baik dan keburukan tidak selalu buruk, tetapi Allah selalu baik. 

Harta dan tahta (kemakmuran) dapat menjadi hal yang buruk ketika kita menjadikan dua hal tersebut menjadi prioritas dari kehidupan kita. Oleh sebab itu, Paulus mengingatkan kepada jemaat di Efesus, bahwa akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka (1 Timotius 6:10). Miliki hati yang tertuju kepada Tuhan, bukan kepada apa yang Ia sanggup berikan kepada kita. Selengkapnya Paulus mengajarkan sikap selanjutnya yang perlu kita miliki ketika Tuhan telah memberikan karunia dan berkat-Nya. Paulus, menekankan bahwa dengan berkat yang besar, muncul juga tanggung jawab yang besar. Berkat dan anugerah yang Tuhan berikan dalam kehidupan ini tidak sepantasnya berhenti sampai di diri kita. Kita perlu memiliki hati yang tetap rendah hati dan sikap yang mau berbagi (1 Timotius 6:17-19) agar kita tidak hanya memiliki harta di dunia yang sementara ini, tapi juga di dunia yang kekal nanti.   

Tuhan Yesus Memberkati!