Skip to content

SAYA PUNYA ALLAH YANG HIDUP

Saya menyaksikan betapa kita punya Allah yang hidup. Awal Oktober saya harus mengambil keputusan yang besar, yaitu mencopot mesin pesawat karena kebocoran oli.

Sebenarnya menurut analisa teknisi dan dari pihak maskapai dengan adanya masalah ini, tidak perlu sampai mencopot mesin pesawat untuk memperbaikinya. Namun, saya kekeh untuk tetap mencopot mesin pesawat, daripada kita harus membuat sebuah berita yang mendunia.

Untuk melakukan tugas ini, diperlukan teknisi khusus yang kita datangkan dari US dengan biaya yang fantastis. Sebelum mulai bekerja,saya bertanya berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menemukan kerusakan. Jawaban mereka hanya butuh beberapa jam saja.

Seharian mereka bekerja, belum juga menemukan sumber kerusakan, pekerjaan pun dilanjutkan keesokan harinya, hasilnya masih nihil. Hari ketiga, masih tidak ditemukan sumber kerusakan. Pihak dari US ketika menerima laporan saya, mengirim orang pengganti. Hal yang sama saya tanyakan ke teknisi yang baru, berapa lama untuk mengerjakan ini? Dua jam saja jawabnya.

Sudah dua jam dan masih belum menemukan apapun dia pun kebingunangan karena biasanya masalah seperti ini dapat ditangani beberapa jam saja, namun ini sudah 4 hari kerja dengan teknisi yang telah diganti.

Sehabis istirahat makan siang, saya berdoa di samping mereka yang bekerja,” Tuhan, ketika manusia angkat tangan, Engkau Turun tangan, Tuhan tolong saya , karena saya yang ambil keputusan mesin ini dicopot, dan kalau tidak ditemukan kerusakannya, i dont know how many million US dollar will be borne on my head “dan setengah jam setelah saya berdoa … kerusakan itu ketemu. Namun saya tau itu bukan karena teknisinya, melainkan karena saya punya Allah yang Hidup.