Skip to content

SEBUTAN NAMA

Satu kali waktu, teman main saya memanggil saya bukan dengan nama saya yang sebenarnya. Saya diam saja, tidak merespon panggilannya. Alhasil teman saya itu harus kembali memanggil saya dengan suara yang lebih keras namun tetap tidak menyebut nama saya. Karena kerasnya suara dia maka membuat saya menoleh kearah dia sambil ingin tahu kepada siapa dia sedang berteriak. Ternyata saya baru menyadari bahwa dia sedang memanggil saya dengan sebuah panggilan yang menurutnya itu mewakili karakter saya. Hal ini tidak menyebabkan nama saya berubah, namun ketika sebutan itu dikatakan maka orang itu sedang melihat saya dari sisi atau pandangan yang dimiliki.

Hal ini pun bisa kita lihat ketika kita menyebut Allah kita. Dalam tradisi Yahudi, kata Allah disebutkan dalam 2 kata yang berbeda yaitu YHWH (Yahweh) dan Elohim. Penyebutan yang berbeda ini dilakukan oleh bangsa Israel sebagai bentuk penghormatan akan nama Allah. Mereka menyadari bahwa Allah memperkenalkan namaNya kepada mereka sebagai suatu pengalaman yang luarbiasa, namun di satu sisi dengan adanya hukum yang ke-3, yaitu jangan menyebut nama Tuhan Allahmu dengan sembarangan, membuat bangsa Israel segan menyebut nama Allah dan lebih memilih menggantikannya dengan nama Elohim. Mereka lebih memilih mempertahankan panggilan nama Allah yang Mahakuasa dengan kata Elohim sebagai bentuk penghormatan mereka kepada Allah.

Penggantian kata YHWH (Yahweh) dengan kata Elohim pun bukanlah hanya sekedar penggantian belaka. Namun kata Elohim sendiri mengandung sebuah arti yaitu Allah diatas segala allah, Allah yang Mahakuasa.

Jika bangsa Israel begitu menghormati akan nama Allah sebagai bentuk respon mereka dalam mentaati hukum taurat ke-3, bagaimana dengan setiap kita di zaman ini? Sikap kita dalam mengatakan nama Tuhan akan memperlihatkan seberapa besar rasa hormat kita kepadaNya.

Tuhan Yesus memberkati!