SIAPA YANG BIJAKSANA?

Matius mengkontraskan dua macam orang dengan sebutan orang bijaksana dan orang bodoh.

Ada banyak kategori yang bisa didaftarkan untuk menyebut seseorang itu bijaksana, seperti yang dikutip dari beberapa sumber: bertindak sesuai dengan pikiran, akal sehat sehingga menghasilkan perilaku yang tepat, sesuai dan pas, tahu hal mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak, pandai dan hati-hati (cermat, teliti, dan sebagainya) apabila menghadapi kesulitan, selalu menggunakan akal budinya (pengalaman dan pengetahuannya), arif; tajam pikiran.

Setiap orang pasti ingin menjadi bijak. Bagaimana kita dapat bijak bukan hanya di hadapan manusia saja, tetapi yang terpenting di hadapan Allah? Perikop ini menyatakan dengan gamblang siapa orang bijaksana dan siapa orang bodoh itu.

Siapa orang bodoh?

Mereka yang suka mendengarkan Firman. Minggu ke minggu, tahun ke tahun. Setia datang ke gereja dan melayani. Tetapi aplikasi Firman Tuhan tidak terwujud. Pekerjaan, pelayanan, pergaulan, pergumulan, dan lainnya selalu punya cara untuk membuatnya menunda dan mengkompromikan Firman. Pikirnya, Allah punya anugerah yang cukup untuk mengampuni. Berapa banyak dari kita yang seperti ini? Memang tampak baik dan kuat, tetapi ketika badai datang menerjang, mungkin seseorang itu tidak lagi ke gereja, tidak lagi melayani, dan berpusat pada diri sendiri.

Siapa orang bijaksana?

Mereka yang suka mendengarkan Firman. Minggu ke minggu, tahun ke tahun. Setia datang ke gereja dan melayani. Aplikasi Firman Tuhan direnungkan, diperjuangkan, dan diwujudkan.Pekerjaan, pelayanan, pergaulan, pergumulan, dan lainnya selalu menjadi kesempatan untuk menghidupi Firman. Ingatnya, Allah punya anugerah yang cukup untuk memampukannya. Berapa banyak dari kita yang seperti ini? Memang tampak sama dengan lainnya, tetapi ketika badai datang menerjang, ia tetap setia ke gereja, melayani tanpa pamrih, dan berpusat pada perkataan Allah yang harus diikuti.

Siapa saya?

Mari refleksikan komitmen ketaatan kita kepada Allah, memeriksa kembali fondasi, dan menjawabnya lewat hidup kita. Amin. 

Tuhan Yesus memberkati!