Skip to content

SIGNS

Seringkali kita sebagai orang percaya menunda-nunda diri kita untuk bersaksi akan Tuhan Yesus. Kita merasa bahwa kita tidak bisa karena merasa sulit. Padahal sebenarnya bersaksi akan Tuhan Yesus itu dimulai dari karakter atau sikap hidup kita. Jika memperhatikan judul renungan kali ini yaitu “Signs” yang artinya adalah tanda-tanda. Tanda-tanda apa sih yang akan kita pelajari kali ini? Kita akan belajar mengenai tanda-tanda seseorang sedang dipermuliakan Allah.

Kali ini kita akan belajar dari kisah Stefanus. Kisah Stefanus di catat dalam Kisah Paral Rasul 7, maka pasal ini menjadi pasal yang sangat panjang. Kita diingatkan akan kuasa Injil, bahkan bagaimana menghadapi mereka yang membenci Injil. Kesaksian Stefanus, baik dalam kehidupan maupun kematiaannya, memanggil kita untuk tidak takut dalam memberitakan Injil yang telah diwariskan kepada kita, dan bahkan rela memberikan nyawa kita, jika perlu, untuk melihat Injil diberitakan.

Stefanus merupakan salah satu dari tujuh orang untuk membantu membagikan makanan kepada janda-janda Helenis dengan cara yang adil. Dari kisah Stefanus ini kita akan belajar tanda-tanda seseorang sedang dimuliakan Allah. Yang pertama, dipenuhi oleh Roh Kudus dan hikmat. Firman Tuhan mengatakan dalam Kisah Para Rasul 6:3 bahwa Stefanus adalah seorang yang “…penuh Roh dan hikmat.”  Bahkan jika memperhatikan Kisah Para Rasul 6:10 yang berkata demikian,

”Tetapi mereka tidak sanggup melawan hikmatnya dan Rohnya yang mendorong dia berbicara.”

Dikatakan bahwa lawan-lawannya tidak dapat mengatasi hikmat dan Roh yang mendorong dia berbicara. Kita yakin bahwa Roh yang yang dicatat di ayat ini adalah Roh Kudus. Jika kita mengingat kembali apa yang Tuhan Yesus katakan kepada murid-murid-Nya, ketika mereka akan diserahkan ke hadapan rumah-rumah ibadat dan penguasa-penguasa, Roh Kudus akan mengajar mereka pada saat itu juga tentang apa yang harus mereka katakan (Luk. 12:12). Jadi hikmat dan Roh yang mendorong Stefanus untuk berbicara adalah dari Roh Kudus. Dipenuhi oleh Roh Kudus bukan berarti sempurna tanpa dosa. Dipenuhi Roh Kudus maksudnya adalah kedewasaan yang progresif. Kedewasaan yang progresif dapat terjadi dengan memberikan diri pada ketundukan dan kebergantungan secara penuh kepada Roh Kudus. Ketika kita melakukan hal tu, maka Dia-lah yang akan memberikan kepada kita kuasa dan hikmat bagaimana seharusnya kita hidup dan memberikan pertumbuhan yang progresif pada diri kita.

Yang kedua adalah, penuh dengan iman. Stefanus dikatakan sebagai seorang yang penuh dengan iman (Kis. 6:5). Khotbah Stefanus pada pasal 7 menunjukkan bahwa ia percaya kepada Allah yang berdaulat atas hidupnya. Kita dapat memiliki iman yang penuh jika kita percaya penuh pada kedaulatan Allah, percaya bahwa Allah yang memegang seluruh hidup kita.

Tanda yang ketiga adalah, penuh dengan karunia dan kuasa. Allah memberikan karunia dan kuasa untuk mengadakan mujizat-mujizat (Kis. 6:8). Allah dapat melakukan mujizat kapan saja Ia kehendaki, kita tidak dapat membatasi kuasa Tuhan yang Dia berikan kepada kita.       

Oleh karena itu, marilah kita sebagai orang percaya terus melatih diri untuk hidup melekat dan intim dengan Tuhan sehingga kemuliaan Tuhan dinyatakan dalam kehidupan kita. Hidup kita dipenuhi oleh Roh Kudus dan hikmat, kita penuh dengan iman, juga penuh dengan karunia dan kuasa Allah, sehingga orang lain pun dapat melihat signs atau tanda-tanda kemuliaan Tuhan di dalam hidup kita.

Terpujilah nama Tuhan, Tuhan Yesus memberkati!