Skip to content

THE CREATION

Pernahkah saudara berpikir dan bertanya pada diri sendiri, “Siapakah saya?” atau “Siapakah manusia itu?” “Bagaimana saya di ciptakan?” Firman Tuhan di dalam Kejadian 1:27 memberikan jawaban atas pertanyaan di atas yang berkata demikian,

“Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.”

Jika memperhatikan proses penciptaan yang Allah lakukan di dalam Kejadian 1 dan memperhatikan terjemahan bahasa Inggris. Ketika Allah menciptakan dari hari pertama hingga ke lima kata ‘according to their kind’ artinya ‘menurut jenisnya’ diulang sebanyak sepuluh kali, seakan-akan ada suatu pola yang dibuat oleh Allah ketika menciptakan. Tetapi ritmenya tiba-tiba terputus, seperti ketika Tuhan menciptakan manusia, itu benar-benar membuat saudara terduduk dan memperhatikan.  Karena manusia tidak diciptakan ‘menurut jenisnya’, atau jenis apapun. Berdasarkan ayat diatas, kita mengetahui bahwa manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah.

Segambar dan serupa dengan Allah bahasa Latin nya adalah imago dei. Makna dari segambar dan serupa dengan Allah ini memiliki makna yang begitu dalam. Dalam terjemahan bahasa Inggris mengatakan ‘in his own image’, lalu dalam bahasa asli yaitu bahasa Ibrani menggunakan kata ‘tselem’ dan ‘demuth’. Kata tselem memiliki arti gambar yang asli atau model, sedangkan kata demuth artinya salinan atau tembusan.

Dengan menyandang imago dei, manusia diberi kedaulatan tertentu atas seluruh bumi, dengan kekuasaan atas ikan-ikan di laut, burung-burung di udara, ternak, dan segala binatang melata (ay.28).  Mereka juga ditugaskan untuk menaklukkan bumi (ay.28). Kejadian 2: 4–25 menunjukkan bahwa manusia harus mengikuti teladan Allah dalam pengelolaan bumi.  Tuhan membuat taman di Eden, dan Dia menempatkan manusia di sana untuk mengerjakan dan memeliharanya (2:8, 15).  Apa yang Tuhan mulai, manusia harus pertahankan dan kembangkan.  Tuhan menamai terang itu siang dan kegelapan itu malam; Dia menyebut angkasa sebagai surga dan air sebagai lautan (1:5, 8, 10).  Sekarang Tuhan menugaskan manusia untuk memberi nama semua makhluk hidup yang Dia ciptakan (2:19).

Keserupaan dengan Tuhan menunjukkan bahwa kita memiliki kemampuan untuk menguasai ciptaan yang lain (Kej 1:26, 28). Kita juga memiliki kemampuan untuk menjalin hubungan dengan Allah dan dengan manusia lainnya menggunakan akal, kecerdasan, dan kehendak bebas yang diberikan oleh Allah.

Selain itu, hanya manusia saja di antara makhluk yang menyembah Tuhan dengan kesadaran spiritual.  Dengan kemampuan kodrat yang mencerminkan gambaran ilahi, muncullah tanggung jawab untuk memenuhi tujuan utama kita sebagai ciptaan Tuhan yaitu untuk memuliakan Tuhan dan menikmati Dia selama-lamanya.

Setelah menyatakan bahwa Allah menciptakan manusia menurut gambar-Nya, Kejadian 1:27 memberikan tambahan yang penting: “diciptakannya mereka laki-laki dan perempuan.”  Pernyataan ini mendasari kesetaraan mendasar antara laki-laki dan perempuan, yang sama-sama memiliki gambar Allah. 

Mungkin kita sering mendengar bahwa kita sebagai manusia adalah pencitra Allah. Oleh karena keserupaan dan segambar kita dengan Allah tidaklah berbicara mengenai keserupaan secara fisik. Tuhan ingin kita mencerminkan diri-Nya. Ketika Dia memandang kita, Dia ingin melihat sidik jari-Nya, sifat-sifat-Nya, karakter-Nya.

Marilah kita menghidupi imago dei. Hidup sebagai orang-orang yang mencerminkan Allah, menjadi teladan melalui perkataan dan perbuatan hidup kita. Hendaknya karakter dan sifat Allah dapat kita hidupi dan pancarkan kepada orang-orang yang kita temui. Begitulah betapa berharganya kita di mata Tuhan.