TONGUE

Jika melihat penulisan surat Yakobus ini ditulis dengan beberapa tujuan yaitu, untuk membangun semangat orang percaya Yahudi yang sedang menderita berbagai pencobaan yang menguji iman mereka. Kedua, untuk memperbaiki berbagai pengertian yang salah mengenai sifat iman yang menyelamatkan. Dan yang ketiga, untuk menasihatkan dan membina pembacanya mengenai hasil-hasil praktis iman mereka dalam hidup yang benar disertai dengan perbuatan baik. 

Jemaat mula-mula menempatkan seorang pengajar dalam posisi yang sangat penting. Seorang pengajar mengemban tugas dan tanggung jawab terhadap isi ajaran yang diajarkan, bukan hanya itu saja. Tetapi juga mereka bertanggung jawab untuk menjadi teladan untuk melakukan apa yang telah ia ajarkan. Di masa sekarang ini, kita mengenal banyak sekali orang yang menekuni profesi pengajar. Misalnya, guru, dosen, pendeta, dll. Namun sebenarnya, tanggung jawab dalam pengajaran itu merupakan tanggung jawab semua orang. Pada pasal 3 ini, Yakobus mengingatkan kepada kita mengenai penguasaan lidah tidak hanya berlaku kepada penerima surat, tetapi juga untuk jemaat masa kini. 

Yakobus mengingatkan supaya kita tidak menggunakan lidah untuk berbuat semena-mena, mencela bahkan merusak. Oleh karena itu hendaknya kita tidak menggunakan lidah untuk berkuasa atas orang lain, jangan sampai kita menggurui orang lain karena kita semua adalah orang-orang berdosa (ayat 2). Alangkah lebih baik jika kita memikirkan kesalahan dan pelanggaran diri kita sendiri, maka kita tidak akan mudah menghakimi orang lain. 

“Kita mengenakan kekang pada mulut kuda, sehingga ia menuruti kehendak kita, dengan jalan demikian kita dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya”- Yakobus 3:3 

Ada begitu besar kebengisan ataupun keliaran di dalam diri kita. Hal ini menunjukkan bahwa kita harus mengekang lidah kita. Seperti kuda yang liar dan susah diatur akan membawa kabur penunggangnya, atau bahkan bisa melempar penunggangnya, demikian pula lidah yang liar. Seperti yang tertulis juga dalam Mazmur 39:1 yang berkata, 

“Aku hendak menjaga diri, supaya jangan aku berdosa dengan lidahku; aku hendak menahan mulutku dengan kekang selama orang fasik masih ada di depanku.”

Seperti halnya kemudi adalah bagian yang sangat kecil dari kapal, demikian juga lidah adalah anggota yang sangat kecil dari tubuh (ay. 4-5). Tetapi jika kemudi dikendalikan, maka kapal akan berjalan dan berbelok menurut kehendak si juru mudi. Kita perlu menjadikan Tuhan sebagai jurumudi atas kemudi pada kapal kita. Jadikanlah Tuhan melalui Firman-Nya sebagai jurumudi untuk mengendalikan lidah kita. 

Apabila kita tidak mengendalikan lidah kita, maka Yakobus menyebutnya sebagai “dunia kejahatan” (ay. 6) yang dinyalakan oleh api neraka (6b). Betapa banyak kerusakan yang ditimbulkan, contohnya, mengutuk, berdusta, memfitnah, menghina, menyesatkan, menipu, dsb. Ironisnya, manusia bisa menjinakkan binatang buas namun sulit untuk menjinakkan kebuasan lidah. 

Tidak ada seorang pun yang dapat menjinakkan lidah tanpa anugerah dan pertolongan Tuhan. Yakobus tidak bermaksud menggambarkannya sebagai hal yang mustahil, tetapi sebagai hal yang luar biasa sulit. Oleh karena itu diperlukan kewaspadaan, usaha dan doa untuk tetap mengendalikan lidah. 

“Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa ALlah, dari mulut satu keluar berkat dan kutuk. Hal ini, saudara-saudaraku, tidak boleh demikian terjadi.” – (Yak. 3:9-10)

Hal ini tidak boleh terjadi sebab sebagai orang percaya yang mengaku sudah mengalami pembaruan Tuhan atas hidupnya. Mustahil sumber air tawar mengeluarkan air pahit, pohon ara tidak mungkin menghasilkan buah ara, dan mata air asin tidak mungkin mengeluarkan air tawar (ay. 11-12). Pemakaian lidah bergantung pada sesuatu yang dapat mengendalikannya, yaitu hati. Biarkan Tuhan mengendalikan hati kita. Yakobus mendorong orang Kristen agar menggunakan lidah untuk hal yang baik. Waspadai dan kendalikan lidah kita untuk melakukan perkara-perkara besar melalui bagian terkecil dalam tubuh kita. 

Tuhan Yesus memberkati!