Skip to content

Tuhan membukakan pintu-pintu yang lebih diluar pemikiran saya.

  • by

Life Testimony

Wednesday, 25th September 2018

by Maria Ermiati

Setelah menikah, saya dihadapkan dengan dua tantangan terbesar dalam hidup saya.

Pertama, bagaimana saya menyelaraskan kehidupan saya dengan pasangan saya.

Kedua, bagaimana saya mengasuh dan mendidik anak-anak saya yang memiliki “Kebutuhan Khusus”, Yang mengharuskan saya menaruh perhatian sepenuhnya kepada mereka.

Dua hal itu yang membuat saya harus merelakan pekerjaan saya. Saya memutuskan untuk berhenti bekerja, dan fokus mengurus suami dan anak-anak saya, dan ini sungguh sangat berat buat saya. Saya dipersiapkan orangtua saya untuk menopang hidup, sehingga saya diberikan pendidikan formal yang baik. Namun saya merasa semua pendidikan yang saya tempuh sia-sia. Seringkali saya merasa kesepian bosan dan merasa useless.

Bukan berarti saya berat hati melakukan semuannya itu, saya sangat mengasihi suami dan anak-anak saya sehingga saya mengambil keputusan ini.

Dalam keadaan yang sulit itu, saya selalu ingat Mazmur 73 “Ketika buah pinggangku tertusuk, Engkau selalu ada didekatku.” Inilah yang menjadi penghiburan dan kekuatan yang diberikan Tuhan kepada saya. Ketika saya flashback kehidupan saya, memang ada beberapa hal yang hilang dalam kehidupan saya ketika mengambil keputusan ini. Dulu cita-cita saya adalah menjadi seorang pramugari, Saya merasa saya dapat keliling dunia dan itulah hobi saya. Saya juga sempat merasa minder untuk pergi ke acara reuni, karena saya yang tidak memiliki pekerjaan seperti teman-teman saya yang notabene nya orang kantoran.

Namun setelah saya renungi kehidupan saya, Tuhan memang mengambil cita-cita saya, Tetapi Tuhan memberikan lebih dari apa yang saya pikirkan. Berkat pekerjaan suami saya, yang diharuskan berpindah-pindah negara, saya bisa keliling dunia dengan gratis tanpa harus meninggalkan anak-anak saya. Kami juga bisa tetap membantu keluarga besar kami, dari kedua belah pihak. Saya juga memiliki lebih banyak waktu untuk berdoa, baca alkitab dan sharing. Tuhan memang menutup pintu cita-cita saya, tapi Tuhan membukakkan pintu-pintu yang lebih diluar pemikiran saya. (Ibu. Ermi Maria, Manila 2018)