WHY ME?
Saat
mendengar khotbah tentang penderitaan Ayub, saya merasa saya pernah seperti “menyalahkan”
Tuhan. Disaat saya seperti ditimpa “masalah”, sesuatu yg diluar dari yg saya inginkan,
saya tanya “Kenapa saya Tuhan?”.
Pada bulan Februari
2020 kami pulang ke Indonesia untuk memulai usaha, pada bulan Maret 2020 first
case covid-19 dinyatakan di Indonesia, dan niatan kami untuk mulai
berbisnis mundur.
Presiden
bilang, nanti bulan Mei corona selesai. Lalu mundur katanya bulan Juni, bulan
Juli, tapi sampai sekarang pun gak kelar-kelar hehehe.. Bahkan saya hamil,
disaat yang tidak saya duga, tetapi didoakan oleh suami saya.
Karena saya
berpikir, nanti corona kelar, saya harus memulai usaha, tidak mungkin sambil
merawat newborn. Diluar dugaan, ada banyak biaya yang harus kami bayar,
tanpa bisa ditunda, dan sampai akhirnya keuangan kami menipis. Bantuan dari
Abang, adik, kaka sepupu pun datang diluar dari yang saya duga. Dan disaat
keadaan kami sudah super duper menipis, seorang teman menghubungi saya
menawarkan pekerjaan, WFH dari Indonesia.
Saya bersyukur bisa bekerja di tempat ini, bahkan disaat saya request untuk kembali ke Manila, kantor langsung setuju. Dan sampai minggu lalu, keluarga kami menerima banyak berkat-berkat diluar dugaan kami. Saya merasa amat sangat terberkati ketika diingatkan perkataan Ayub, apakah kita pernah tanya pada diri kita, “Kenapa saya yang mendapatkan berkat Tuhan?”
Percayalah bahwa bukan hanya duka yang kita terima, tapi berkat itu pun akan datang pada waktunya Tuhan. Dan saya sangat bersyukur, bahwa perjalanan iman suami saya yang terus mendorong saya melihat bagaimana Tuhan amat sangat menolong keluarga kami.
Jika saat ini saudara-saudara merasa ada di titik paling rendah, ingatlah bahwa Tuhan itu penolong. Jangan hanya tanyakan kenapa saya saat hal yang tidak kamu sukai, tapi tanyakan juga kenapa saya saat berkat itu datang sehingga kamu akan terus menikmati perjalanan iman dengan Tuhan Yesus. Tuhan Yesus memberkati!
By: Easter Siagian